Ada yang tidak bisa tidur malam ini. Jenika terlihat menangis dibalik bed cover putihnya. Postingan Shena lah yang menjadi sumber kegalauan gadis yang sedang merantau ke negeri orang. Menjelang pukul tiga dini hari kedua matanya masih tak bisa diajak terpejam padahal nanti pagi ia harus sekolah. Jenika tinggal di asrama bersama satu temannya yang juga orang rantauan. Namanya Grace, asal Filipina. Sayangnya dia sedang asyik tidur.
Insomnia Jenika membuat hari-hari di sekolahnya menjadi buruk. Di kelas ia jadi sering melamun padahal sebelumnya Jenika dikenal aktif dan suka bercanda hingga Grace dan teman-teman Jenika dari kelas lain disegani saat kumpul di kantin.
“Are you okay Jenika?” tanya Grace menyadarkan lamunan Jenika.
“Oh, sorry. I fell bad today. I can’t sleep long night,” kata Jenika suara rendah.
“What happened Jeni. Tell me?“ tanya lagi Grace.
“Sorry, i can’t telling now,” balas Jenika.
“Oh, I think you don’t join class today,” saran Grace.
“Ok.”
Jenika enggan menjelaskan kegelisahan tentang Tantra. Sebagai gantinya Grace menemani Jenika kembali ke asrama. Jenika berusaha memejamkan mata memberi kesempatan hati dan pikirannya istirahat dari kecemburuannya terhadap mereka.
Sore pukul tiga, Jenika terbangun karena deringan ponsel telepon masuk dari Desvita. Jenika mengangkatnya. "Hey Des?”
“JENIKKAAAA!”