Hari Kebangkitan Mantan

Rizky Brawijaya
Chapter #16

Rama

Upacara tadi pagi sangat meriah karena sekolah kedatangan murid pertukaran dari Singapura yang harusnya datang sehari setelah kepergian Jenika tapi harus telat beberapa minggu karena kendala paspor. Wajahnya wajah asia tenggara seperti orang Indonesia lah. Tampan, tinggi dan suaranya ngebass sexy. Makanya banyak perempuan terpingkal-pingkal kagum begitu dia berpidato menggunakan bahasa inggris.

Tantra dan Shena berdiri di tengah barisan. Tantra hatinya terketuk karena merasa tersaingi sedangkan Shena yang berdiri di samping Tantra lebih memilih tak peduli sepanjang upacara berjalan. Pandangannya dan pikirannya tak fokus pada orang-orang di depan melainkan ke mana-mana.

Sebelum jam pelajaran pertama kepala sekolah mengajak murid asing itu room tour didampingi guru pembimbingnya, guru BK dan wali kelas 11 D. Shena dan Tantra yang nampak dari kantin menuju kelas hendak berpapasan. Mereka saling bertemu pandang dan sapa menyapa.

“Pagi Pak,” ucap Shena dan Tantra penuh senyuman. Bocah Singapura itu langsung terpesona menatap Shena yang hari ini cantik sekali. Matanya tak lepas dari jangkauan kekasihnya Tantra itu sampai-sampai Kepala Sekolah menegur dia untuk melanjutkan perjalanan.

Shena dan Tantra melanjutkan perjalanan. Shena sedikit menatap curiga murid pertukaran itu lalu bertanya pada Tantra. “Ada yang aneh sama muka aku?”

Tantra dan Shena kembali menghentikan langkahnya sejenak. Mereka saling tatap sampai muka Shena memerah karena Tantra terlalu fokus. “Hm, ada.”

Shena kaget dan juga kembali bertanya dimana posisi keanehan itu. ”Di mana?”

“Anek, kok kamu bisa cantik banget.” Wajah Shena tambah merah. Dia melampiaskan dengan mencubit kedua pipi Tantra. “Maacih.” Mereka tidak sadar kalo ada seseorang memperhatikan dari belakang. ” HEY!!!”

Kaget tak dapat mereka sembunyikan. Guru Sejarah menegur mereka. "Kalian mau sekolah apa pacaran?” Shena menjawab dengan nyeleneh. "Dua-duanya. Bisa Pak?” Kemarahan bertambah. Guru Sejarah itu mengeluarkan penggaris kayu berukuran kecil yang membuat Shena dan Tantra melemah lalu minta maaf dan pergi ke kelas.

Stevan dan Jimmy tidak masuk sekolah. Gak tahu alasannya kenapa dua bocah itu kalo gak masuk selalu bisa bersamaan. Shena dan Tantra jadi merasa sepi gak ada candaan Jimmy yang lebih ngakak dari Tantra.

Tantra tidak main ke rumah Shena. Dia hanya mengantar pulang lalu bertatap muka dengan Bunda dan pamit. Ayahnya Shena nampak sibuk teleponan sampai-sampai salamnya diabaikan. Bunda menjelaskan kalo sang ayah sedang silaturahmi dengan saudaranya.

Esoknya, Shena berpapasan dengan bocah Singapura itu di mana Shena sedang membawa buku tugas ke ruangan guru. Lelaki itu melempar senyum lalu dibalas senyum tipis oleh Shena. Rasanya lelaki itu mau berkenalan dengan Shena tapi belum berani karena menurutnya Shena perempuan cuek.

Jam pulang sekolah Shena kembali bertemu dia. Shena yang tengah berdiri di samping motor Tantra menunggu sang kekasih kembali dari kantin. Lelaki itu kedua kalinya melontar senyuman yang lagi-lagi dibalas demikian sama Shena. Namun dia tak langsung pergi. Ia beranikan diri mendekati Shena. “Hey.”

Shena menantap bingung. ”Ya?” tuturnya.

Lihat selengkapnya