Hari Kebangkitan Mantan

Rizky Brawijaya
Chapter #25

Sigma

Aduhhhhhhh!!!

Kaki kanan Shena terjeblos ke sela-sela besi selokan sehingga sulit dikeluarkan karena terjepit. Kesialannya makin bertambah begitu ponselnya low battery. Tak ada yang bisa Shena lakukan selain mencari orang untuk dimintai tolong sambil menangis tersedu-sedu.

“Ke mana orang. Gak ada yang lewat. Mobil aja banyak lalu-lalang.” Shena yang kesal karena tidak mendapat bantuan dari tadi. Shena menunduk sambil memijitkan kaki kanannya yang terperosok di antara batang besi yang mengimpit sampai akhirnya ada dua kaki berdiri tegak persis di depannya. Perlahan Shena menatap dari bawah sampai wajahnya terlihat jelas.

“Shena?” Tantra menegur sambil memperhatikan wajah Shena yang lemas. Suasana hening sejenak. Hatinya menggebu-gebu begitu sang mantan datang sebagai pahlawan. Tak lama ada sosok perempuan menghampiri mereka. Yah. Adiknya, Septiana. Tantra dan sang adik selalu bersama. Dia sedang memprioritaskan dirinya untuk keluarga dan sahabat.

“Kak Shena. Ya ampun. Kenapa bisa begini?” tanya Septiana jongkok di hadapannya.

Tangisan Shena semakin menjadi-jadi. Ia tidak bisa sok kuat. Tantra membantu dengan melakukan apa saja. Dia berusaha membobol jeruji besi gelondongan dengan tangan kosong tapi benda itu terlalu kuat sehingga Tantra memutuskan memanggil pemadam kebakaran. Yah agak memaksa tapi Tantra juga punya perasaan tak tega sekalipun sama mantannya.

Septiana juga membantu dengan memberikan air mineral botol dan beberapa coklat batangan. Mereka duduk di tepi trotoar menunggu petugas datang. Shena melirik Tantra malu. Dia juga bingung mau bicara apa karena beberapa belakangan mereka hilang kontak. Di sekolah pun Shena berusaha menghindar dari Tantra dengan selalu berdampingan dengan Rama. Sayangnya, begitu tahu Rama orangnya brengsek dia bingung mau menghindari Tantra dengan cara apa esok hari.

“Udah Kak. Bersihin air matanya. Cantiknya hilang loh,” gurau Septiana.

“Kamu yang cantik Septi.” Shena membalas sambil perlahan tersenyum.

“Apa kabar Kak ? Udah gak pernah ke rumah lagi ?”

Shena sejenak gumam, memikirkan alasan yang tepat agar tidak menyinggung perasaannya “Kakak sibuk belajar. Buat kenaikan kelas nanti.”

Septiana mengangguk pura-pura paham padahal pikirannya tahu kalo dia dan kakaknya sudah tidak berhubungan. Dia mengajak Shena ngobrol apa saja. Ngelucu sekaligus menghibur mantan kakaknya yang sedang terpukul. Tantra hanya duduk diam di samping Septiana sambil menunggu pemadam kebakaran datang.

“Kak tahu gak kalo di dalam selokan ini ada apa?” tanya Septiana.

"Apa?"

“Adaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ."

“Ada apa. Jangan yang aneh-aneh akh.” Shena ketakutan.

“Adaaaaaaaaaaa. Air. Hehehehe,” lawak Septiana bikin Shena melongo.

“Ga-ring njir.” Shena menggerutu sambil menyenggol lengan Septiana namun tak lama Shena tersenyum cengengesan.

“Garing-garing tapi ketawa kan? Ayoh ngakohhhh,” ucap Septiana lebay.

Lihat selengkapnya