Keesokannya Shena berusaha lebih tegar. Dia benar-benar tidak nyaman terhadap rong-rongan Rama yang terus-menerus minta maaf. Shena terlanjur luka dan terhina.
Rama datang dan langsung duduk di samping Shena yang pura-pura menulis sesuatu. Suasana kelas masih belum ramai. Rama melirik Shena, ia kembali beraksi melas di awali menyentuh lengan kanannya. "Shena. Aku....”
Omongan Rama terpotong begitu ada suara riuh dari tiga orang yang masuk ke kelasnya. Tantra, Jimmy dan Stevan. " Hello, everybody,” sapa Stevan.
Shena mendongak menatap tiga temannya itu berdiri di hadapannya lalu Tantra duduk di depan meja Shena dan menyuruh Shena duduk di sampingnya yang kosong. "Hey. Pindah ke depan.”
“Shena. Biar gue yang duduk sama Rama,” sambung Jimmy. Stevan duduk berseberangan dengan Rama hingga dirinya dikepung tiga manusia ajaib ini. Shena langsung bergegas menghampiri Tantra. Tapi ia masih bingung kenapa Tantra berada di kelasnya. "Kamu kenapa ada di sini?”