Ada apa dengan Jenika? Dia mengumpulkan teman-teman lima menit pas jam pelajaran terakhir selesai . Setelah guru yang mengajar meninggalkan kelas, Jenika berdiri menghadap teman-temannya didampingi Desvita dan Jihan.
“Sudah kumpul yah semuanya. Untuk teman-teman, makasih udah meluangkan waktunya. Kenapa? Karena gue ingin sampaiin sesuatu kalo besok malam gue mau undang kalian semua ke ulang tahun gue yang ke 17. Jam tujuh malam di rumah gue. Nanti alamatnya gue kirim digrup . Gue harap kalian datang semua. Makasih,” jelas Jenika penuh rasa bahagia.
Sebelum duduk Jenika sempat melirik Tantra yang juga menatap dirinya lalu melihat Shena yang sibuk main ponsel. Ia kembali ke tempat duduknya lalu menegur Tantra. “Datang yah. Penting.”
Tantra membalas singkat sambil mengacungkan jempol. “Sip.”
Rasa cemburu kembali menerjang Shena. Dia bingung mau datang atau tidak. Sorry, lebih tepatnya diundang atau tidak. Ini peluang besar buat Jenika untuk cari perhatian sama Tantra juga bencana besar bagi Shena kalo dia sampai tidak datang. Shena benar-benar tidak mau Jenika atau siapa pun merebut hatinya Tantra. Ia juga merasa dia benar-benar mencintai Tantra dari hati bukan karena balas budi. Buktinya jika Tantra dekat dengan Jenika, hatinya langsung panas.
“Kamu datang ke ulang tahunnya Jenika?” Tantra menegur Shena yang sibuk merapikan diri untuk pulang. Shena menunda aksinya, menanggapi ucapan Tantra dengan raut wajah bingung. “Aku diundang gak?"
Tantra mengerutkan kening. Ikut bingung sama jawaban Shena. “Loh dia ngundang seluruh kelas ini. Kamu termasuk berarti.”
“Iya yah?” kata Shena semakin bingung.
“Ya udah aku jemput kamu. Gak enak jalan sendiri,” tutur Tantra mengagetkan hati Shena. Rasanya ingin lompat-lompat hanya saja tahu diri kalo Shena bukan anak kecil lagi. Dia menatap haru Tantra namun Tantra malah menatap bingung lagi ke Shena.
“Ta, gimana gue gak kagum sama lo. Lo peka apa yang hati gue butuhin. Lo tahu kalo gue sedang menyelamatkan hati lo dari serangan Jenika. Makasih Ta.” Batin Shena girang luar biasa.