Hari Kebangkitan Mantan

Rizky Brawijaya
Chapter #46

Gado-gado

Hari-hari Tantra semakin tidak peka terhadap tujuan Jenika yang terus mampir ke supermarket. Ia dibuat jengkel dengan tingkah Tantra yang biasa saja bahkan semakin memberi ruang untuk Emma mendekat. Akhirnya Jenika menghilang, mencari pertemanan baru dengan bermain sama teman sekelasnya. Ia berharap mampu melupakan rasa sukanya terhadap Tantra.

Lima belas hari pasca kepergian Jenika, kini giliran Tantra yang galau. Hatinya risau karena Jenika benar-benar lost contact. Nomornya masih aktif, sesekali Tantra mengirimkan pesan tapi hanya dibaca. Tantra juga terus memantau story instagramnya yang tidak pernah absen. Ia tak luput dari kegiatan Jenika yang sibuk bergaul dengan teman barunya. Foto-foto sama cowok yang masih dalam kategori tampan meski masih kalah tampan sama Tantra.

Perih sih hati tapi ia tak bisa melarang putri salju itu untuk membatasi pergaulannya. Untungnya masih ada Shena yang selalu ajak dirinya bercanda dan ngobrol walaupun Debo setiap hari semakin berambisi untuk mendekati Shena.

Sesekali Debo pernah bercerita pada Tantra soal perasaannya terhadap Shena. “ Ta. Menurut lo Shena cantik gak?”

Tantra yang fokus utak-atik komputer terkejut. “Kenapa tanya begitu? “

“Jawab dulu. Cantik gak?” paksa Debo.

“Ya—can-tik.”

“Gue naksir dia bro. Kisi-kisi nya dong.”

“ Kisi-kisi?. Emang mau EBTANAS Kak ?”

“Tua banget njir gue. Gue lulusan 2020.”

“Iya-iya. Kisi-kisi mau kayak gimana? “

“Cerita hari-harinya dia. Sikapnya, orangnya kayak gimana. Pasti luar dalamnya lo udah tahu Ta.”

“Gue pernah lihat Shena pake bra merah. Kalo luarnya Shena itu suka sama kemeja kaus. “

“Serius lo. Sedekat itu.”

Tantra mengangguk berani.

“Ajarin gue dong.”

“Gak akh. Ilmunya mahal.”

“Ta, Pliss. Shena kriteria gue banget. Comblangin gue dong.” Debo merengek sambil menggoyangkan tubuh Tantra sampai mereka tak sadari kalo Shena dan Emma menyaksikan dengan raut wajah geli.

“Ta, Debo? Ngapain?” tanya Emma selepas dari warung makan.

Dua laki itu menoleh kaget. “Eh, Emma. Sejak kapan berdiri di depan pintu.”

“Enam menit yang lalu.”

“Kalian gak ada hubungan spesial kan? “ lanjut Shena melongo.

“Gak ad—a. Kok kamu ngomong begitu.” Debo curiga.

Lihat selengkapnya