Hari Selepas Kepergian Mereka

Rika Kurnia
Chapter #25

Bayang - Bayang Malam

Satu tahun berlalu sejak kepergian Mas Figo dan Mbak Vita. Perasaan kehilangan masih terasa mendalam, namun waktu telah membawa perubahan yang penuh makna dalam hidup kami. Dengan semangat dan tekad, kami, terutama aku dan Mas Frodi, telah melakukan langkah besar untuk masa depan Gian.

Setelah pesta ulang tahun Gian yang pertama, kami terus maju dengan rencana-rencana yang telah lama kami impikan. Salah satu pencapaian terbesar kami adalah membangun restoran baru yang menyajikan masakan khas Jawa Tengah. Restoran ini bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada Mas Figo, tetapi juga sebagai simbol keberhasilan dan tekad kami untuk terus maju meskipun menghadapi tantangan.

Pembangunan restoran memakan waktu beberapa bulan, tetapi hasilnya sangat memuaskan. Dari desain interior yang mengusung tema tradisional Jawa Tengah hingga menu yang dipenuhi dengan hidangan-hidangan autentik, restoran ini berhasil menarik perhatian banyak orang. Kami memanfaatkan pengalaman kami dalam mengelola warung soto dan mengembangkan menu yang lebih variatif, termasuk hidangan-hidangan favorit Mas Figo dan Mbak Vita.

Suasana restoran dipenuhi dengan kehangatan dan keramahan, mencerminkan semangat Mas Figo dalam menyajikan makanan yang enak dan membuat orang merasa seperti di rumah. Kami juga menjaga tradisi yang ada, termasuk mengadakan acara-acara khusus dan perayaan dengan sentuhan khas keluarga.

Dengan keberhasilan restoran, kami akhirnya dapat membeli dan menyiapkan rumah baru yang lebih besar dan nyaman untuk Gian. Rumah ini terletak di lingkungan yang tenang dan dikelilingi oleh taman yang luas, memberikan ruang yang cukup bagi Gian untuk tumbuh dan bermain. Setiap sudut rumah dirancang dengan penuh perhatian, menciptakan lingkungan yang penuh cinta dan kebahagiaan.

Mas Frodi dan aku sering menghabiskan waktu bersama Gian di rumah baru kami, menikmati momen-momen berharga saat dia menjelajahi ruang-ruang baru dan belajar hal-hal baru. Kami juga sering mengundang keluarga dan teman-teman untuk merayakan pencapaian ini bersama kami.

Suatu hari, saat kami duduk di ruang tamu rumah baru sambil menikmati teh sore, aku merasa perlu untuk berbagi rasa syukur yang mendalam.

“Mas, rasanya kita udah ngelalui banyak hal dalam setahun terakhir ini,” kataku, sambil memandang Mas Frodi yang duduk di sampingku. “Rumah baru ini, restoran, semuanya—rasanya kayak mimpi.”

Lihat selengkapnya