Deskripsi Sosok Dewa
Apa yang kalian pikirkan saat mendengar seseorang bernama Dewa? Gambaran seperti apakah yang ada di otak kalian?
Pria dengan tubuh atletis, dada bidang dan lebar, sedikit kekar, wajah tampan dengan sorot mata tajam. Benarkah demikian?
Tapi Dewakha Risnandar, benar-benar jauh dari apa yang kalian tebak. Jejaka asli Sunda itu memiliki postur tubuh yang sedikit agak kurus, wajahnya juga biasa saja. Pipinya begitu tirus, matanya terlihat sangat lelah.
Apa sebenarnya, yang membuat penampilan Dewa kini menjadi seperti itu? Kurus dan tak terawat.
Apakah sejak dulu ia seperti itu? Jika dulu tak begitu, lalu seperti apakah ia dulu? Dan apakah yang membuat ia seperti itu?
Siapa sebenarnya dia, bagaimana kiprahnya sehingga membuat banyak wanita yang memujanya, mengidolakan serta menginginkan untuk jadi kekasihnya?
***
Ia memang bukan siapa-siapa, terlebih saat ini. Ia hanyalah job seeker yang tidak pernah menyerah untuk mendapatkannya. Ya, saat ini dia sedang menghadapi pergumulan berat untuk mendapatkan pekerjaan.
Hanya sesekali manggung bersama Nude Band. Grup band yang ia besarkan bersama teman-temannya sejak SMA. Ia tampil bukan sebagai vokalis meskipun suaranya tak bisa dianggap remeh. Bak Dewa pembawa buluh perindu, suara Dewa memang selalu bikin cewek-cewek meleleh dibuatnya.
Namun bersama Nude Band, ia duduk sebagai penabuh drum yang penuh energi. Ya, selain jago bernyanyi, dia juga seorang drumer sejati.
***
Flashback, beberapa tahun ke belakang.
Kala itu Dewa baru saja lulus STM dengan jurusan mesin. Nilainya pas-pas an meski sebenarnya ia agak cerdas. Ia tak begitu mengutamakan pendidikan, padahal orang tuanya mampu membiayai nya untuk kuliah kala itu. Dewa menolak, ia lebih senang berkarir di musik, terutama nge band. Maklum, ia sudah menjadi anak band sejak kelas dua STM.
Panggung demi panggung mereka jajaki, tak sedikit pula kafe yang mereka datangi untuk 'ngamen'. Demi menghibur anak-anak muda dengan menyajikan lagu-lagu yang segar dan energik.
Jiwa bermusiknya masih menggelora, Apalagi saat stik drum sudah berada di genggaman. Rasanya seluruh otot-ototnya saling tarik menarik menghempaskan energi untuk menabuh seiring ketukan tempo. Bahkan dengan mata terpejam pun, terasa begitu nikmat dan selaras.
***
Pemahaman Tentang Musik
Sejak kecil, Dewa sudah menunjukkan bakat bermusiknya. Bahkan saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, ia sering mendapatkan nilai bagus untuk pelajaran seni musik. Seni musik memang bukan pelajaran inti, namun tak bisa dianggap remeh. Karena memang pelajaran ini susah untuk dipelajari dan di pahami bagi rata-rata siswa. Tapi bagi Dewa, pelajaran itu hanyalah seujung jari kelingkingnya. Sangatlah kecil. Dikerjakan dengan senyuman saja, sudah selesai dengan benar.
Suatu hari di kelas, saat pelajaran seni musik berlangsung.
"Ayo anak-anak, keluarkan PR kalian dan letakkan di meja ibu!" Bu Ismi, guru seni musik menyuruh dengan tegas.
Satu persatu siswa pun maju untuk meletakkan buku tugas mereka di atas meja Bu Ismi. Begitupun Dewa. Setelah beberapa menit menilai ... reaksi Bu Ismi tiba-tiba berubah menjadi geram. Matanya melotot sadis pada wajah-wajah di depannya yang seolah tak punya dosa.