Rasanya baru kemarin aku manggung. Dan baru saja dompetku ini terisi, sekarang sudah lenyap lagi penghuninya. Huh, derasnya melebihi air yang mengalir pakai pipa merek terkenal.
Setiap mengingat keadaan ini, kepalaku makin nyut-nyutan saja. Mana belum ada panggilan kerja, olshop ku juga baru saja dibuka jadi belum ramai pembeli.
Sedangkan, kebutuhan hidup terus berjalan. Untung saja, uang hasil manggung sudah kugunakan untuk membeli beras, telur dan bahan pokok lainnya. Bisa untuk stok makan beberapa hari ke depan. Yang terpenting bagiku adalah makan untuk ibu, soal aku ... gampanglah!
Aku sudah mulai membiasakan diri dengan keadaan ini. Telat makan, bahkan mengurangi jumlah dan porsi makanku.
Seperti siang ini, sejak pagi belum ku isi perutku dengan apapun. Nyanyian di perutku bahkan lebih nyaring dari suaraku. Seakan sedang mengajakku berduet. Lapar ini sudah membuyarkan konsentrasiku, membuatku tak bisa fokus mengerjakan olshop ku dan tugas-tugas rumah lainnya. Aku letih, sangat letih.
Bahkan baru saja kemarin aku sembuh dari sakitku, sekarang aku sudah merasakan rasa yang aneh pada lambungku. Ahh ... sepertinya penyakit asam lambungku kambuh. Badanku panas dingin dibuatnya. Dan ... aku sakit lagi.
***
Akhir-akhir ini, kesehatanku sering terganggu akibat telat makan demi menghemat biaya hidup. Ditambah lagi pikiran yang makin menerjang tak karuan. Terhitung, berat badanku turun delapan kilo sejak dua tahun terakhir.
Maunya sih tidak ingin ku pikir terlalu dalam, takut semakin menggerogoti tubuhku. Tapi mau di gimanakan, selama nyawaku masih tinggal dalam tubuh jasmani manusia, tetap saja membutuhkan makan. Dan, langit takkan menjatuhkan hujan berupa makanan. Dengan bekerja, manusia bisa mendapatkannya ... Lantas, bagaimana dengan aku?
Ragaku letih, jiwaku lelah. Aku butuh sesuatu untuk menghiburku. Bahkan untuk nongkrong dan ngobrol bersama teman-temanku saja, aku sudah tak percaya diri. Percakapan mereka membuatku menciut. Aku tak punya apa-apa lagi untuk di banggakan.
Lebih baik aku pergi ke tempat dimana tak ada yang tahu tentang diriku dan hidupku. Di mana aku bisa terhibur dan menghibur. Manakala ada banyak hati yang menyayangiku dan membutuhkanku.
Di Runsing, kehadiranku sangat dinantikan oleh mereka yang mengaku sebagai penggemarku. Katanya, aku adalah artis mereka, padahal siapalah aku ini.
Aku hanya bisa tersenyum, tapi hatiku sangat berterimakasih pada mereka. Kusayangi juga pada seluruh pengikutku yang masih setia menunggu kemunculanku. Mengapresiasi setiap nyanyian yang ku buat.
Ya, lebih baik aku pergi ke sana. Bernyanyi sepuas hatiku, jiwaku sudah meronta ingin meluapkan hasratku. Dengan bermodalkan sisa data lima ratus Megabyte, aku sudah bisa membeli kebahagiaanku sendiri.
***
Satu masa lewat berganti
Di putar detik, detakku berhenti
Tiba tuk menyepi sendiri kubermimpi