Cerita Luisha
Suara itu ....
Tidak bisa dibayangkan ...
Tetapi didengarkan, dirasakan, diresapi dan dievaluasi. Aku takkan bisa memberi nilai untuk suaramu. Aku merasa, angka 10 takkan cukup untuk menilainya.
Setiap mendengarkan suaramu, hatiku selalu berdesir. Mataku mengatup, mengamati keindahannya dalam terpejam. Pikiranku melayang-layang seperti bunga kapas tertiup angin. Ingin rasanya kusentuh dan kurasakan bentuknya, tapi itu hanyalah sebuah partikel gelombang yang merambat melewati mikrophone selular ku.
Yang mana, kini mulai membuatku mencandu untuk terus mendengarkannya. Ingin lagi dan lagi, setiap waktu. Bagaikan morfin merk termahal di kelasnya. Membuatku tak bisa lepas dari jeratnya. Suaramu mengandung racun!
Aku bersyukur dan beruntung bisa bertemu suara indah itu. Mengenal dengan si pemiliknya yang tak kalah menawan bagiku. Begitu kompleks!
Semenjak suaraku bersanding dengan suaramu dalam duet kita, kemarin lusa. Aku merasa semua kekurangan vokalku tercover dengan sempurna oleh suaramu. Aku tak pernah menyangka duet kita akan menjadi semegah ini. Aku sangat menyukainya ...
Dan anehnya lagi, saat aku makin dekat denganmu. Aku mulai tersadar bahwa ... aku telah JATUH CINTA pada pendengaran pertama.
***
"Wooi ... pagi-pagi dah ngalamun, mikirin apa hayoo!" tiba-tiba suara cempreng Alya menggebrak keteduhan pagi itu di kampus. Di mana bangku-bangku masih pada kosong, hanya Luisha dan beberapa temannya yang sudah hadir.
"Apaan sih Al? bikin kaget aja!"
"Bener kan lagi ngalamun? Di luar boleh mendung, tapi jangan di wajah kamu. Masih pagi juga, pelajaran juga belum mulai. Semangat doong!" ajak Alya menggugah.
"Lagian, siapa juga yang lagi ngalamun. Aku ... aku cuma sedang mikirin hal kecil," Luisha mengelak.
"Hal kecil? tentang apa?"
"Ya, hal kecil aja, nggak terlalu penting!"
Alya, teman sejak SMA dan menjadi sahabat dekat hingga sekarang. Mereka selalu membicarakan apa saja yang sedang mereka alami masing-masing. Seperti halnya tentang kehidupan pribadi. Mereka berdua selalu terbuka, tak ada yang disembunyikan.
Alya sering menceritakan tentang cowok-cowok meskipun mereka semua bukan pacarnya. Tapi berbeda dengan Luisha, yang di bicarakan selalu tentang musik, musik, dan musik. Seperti tak ada minat lain selain musik dan lagu.
Tiba-tiba ponselnya bergetar, dengan segera ia buka. Senyumnya mengembang tipis, wajahnya tampak merona di sana. Mengundang decak tanya Alya. Gadis comel itu bahkan ingin sekali mengintip isi chat yang membuat sahabatnya itu membuka aura cantiknya.