HARMONI BERKASIH

Soelistiyani
Chapter #18

Cinta Datang Tak Tepat Waktu

Bertemu orang yang tepat di waktu yang salah, itu tidaklah benar. Sejatinya tidak ada pertemuan yang salah. Karena, setiap pertemuan dengan seseorang itu selalu ada tujuan.

Terkadang, aku merasa kasihan dengan diriku sendiri yang semuanya serba belum jelas. Karir, rezeki, jodoh, semuanya terlihat samar bahkan tak nampak. Entah, kabut apa yang sedang menyelimuti hidupku saat ini hingga susah rasanya aku keluar dari gumpalan kesedihan.

Berkali-kali ku kibaskan, tapi tak jua menghilang kabut itu. Aku mencoba menerobos keluar pun, yang kulihat hanya keheningan diluar sana.

Sebenarnya, aku sedang berada dimana?

***

Sebuah pagi milik Dewa

Di tengah fajar yang baru saja menyingsing. seusai sholat subuh, Dewa pergi naik ke atap rumah. Ada sedikit lahan ber cor di atas kamar mandi. Luasnya sekitar 2 × 4 meter. Tepatnya itu adalah tempat yang biasa di gunakan untuk menjemur pakaian.

Dewa naik ke situ, sengaja ingin menghirup udara baru yang masih segar. Apalagi, kota Bandung sedang dingin-dinginnya di bulan Agustus ini. Setiap menjelang pagi, udara di sana makin dingin.

Dimana sebagian orang masih terlelap tidur sembari menarik selimut semakin rapat. Dan sebagian orang sudah mulai menjalankan aktifitas dan kesibukannya.

Berbeda dengan mereka, Dewa belum ada aktifitas yang cukup berarti. Hanya rasa syukur masih adanya nafas yang melekat dalam tubuhnya. Mencoba menikmati pagi senikmat mungkin.

Menikmati udara dingin yang serasa menusuk masuk ke dalam rongga hidung hingga ke pangkalnya. Terasa begitu panas didalam sana. Hanya sesekali memejamkan mata menahan sakit.

Dengan memandangi cakrawali pagi yang membentang tanpa batas. Malam yang hitam pun hampir pergi menyisakan beberapa bintang saja yang ikut hanyut bersamaan hadirnya sang surya.

Alangkah misterinya semesta ini. Sebagaimana hidup manusia, tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di menit ke depan. Penuh misteri.

Berkali-kali aku mencoba memaknai perihal hidupku saat ini. Mengapa Allah membiarkan semua itu terjadi. Dan mendatangkan orang-orang dalam hidupku dengan berbagai tujuan. Tak selalu datang untuk memberi kebahagiaan, tetapi juga pelajaran. Berawal dari ...

Sakitnya bapak sekian bulan hingga akhirnya beliau meninggalkan kami sekeluarga. Tentu saja kepergiaannya membuatku pilu. Mungkin bapak adalah orang yang tepat dan pergi diwaktu yang tepat, agar aku tahu bahwa aku mampu berdiri di atas kakiku sendiri.

Saat seorang wanita bernama Princess hadir dalam hidupku. Kupikir, dia adalah orang yang tepat untuk menjadi jodohku. Tapi ternyata, hatiku telah sakit dibuatnya karena ia telah berpaling dariku. Dan aku sadar bahwa ia adalah orang yang tepat untuk menyakitiku, agar aku tahu bahwa diriku sangat berharga.

Lalu, menjauhnya beberapa teman dari komunitas yang kujalani sejak aku masih belia. Bahkan ada yang mengejek, dan menertawakanku karena keterpurukanku hingga membuat hatiku hancur. Dan mungkin mereka adalah orang yang tepat untuk menghancurkan ku agar aku bisa menyusun kembali diriku yang berantakan.

Lihat selengkapnya