HARMONI BERKASIH

Soelistiyani
Chapter #29

This Is Our Dream

Ya, inilah saatnya aku wujudkan impianku dan impian Dewa. This is our dream. Selagi kita masih muda, ciptakan karya sebanyak-banyaknya!.

Dewa sudah tak sabar untuk menunjukkan hasilnya pada Luisha. Kekasihnya itu pasti senang sekali karena lagu karya mereka berdua sudah jadi.

Dewa ingin memperdengarkan lagu itu pada Luisha. Oleh karena itu, mereka sekarang berada di room Dewa di Runsing. Mereka berdua sudah sama-sama tak sabar. Lagi-lagi Dewa selalu membuat kejutan untuk Luisha.

"Malem beb .. kamu sehat?" tanya Dewa pada Luisha karena sehari ini ia belum menyapa.

"Malem juga kak, aku sehat kak." jawab Luisha teduh. "Kenapa seharian nggak ada kabar? Aku khawatir kak."

"Iya beb, maaf. Tadi sore aku ngrampungin aransemen lagunya."

"Udah jadi lagunya?"

"He em, mau dengerin? Penasaran ya?" canda Dewa makin membuat Luisha tak sabar ingin tahu seperti apa lagunya.

Dewa lantas memutar lagunya untuk diperdengarkan oleh Luisha. Begitupun Luisha mendengarkan dengan hati yang berdebar. Luisha meleleh ditempat. Ia nyaris tak bisa berkata-kata saat mendengarnya.

"It's amazing kak! Aku benar-benar sangat, sangat, sangat tidak menyangka kak, akan jadi sebagus ini. Serius!" Luisha hampir tak percaya, ini seperti lagu sungguhan ciptaan musisi ternama. Padahal ini adalah lagu ciptaan mereka berdua, yang awalnya biasa lalu di poles oleh tangan-tangan bermusikalitas tinggi.

"Gimana, bagus nggak?"

"Sumpah, aku nggak bisa berkata-kata kak. Ini bagus banget dan keren abis." sambil tertawa, Luisha teramat senang dan bahagia.

"Nanti aku kirimkan ke kamu, trus disana nanti kamu nyari studio rekaman untuk take vokal kamu buat dimasukin di lagu itu."

"Iya, trus kak?"

"Terus kalo udah, hasil rekamannya kamu kirimkan ke aku lagi biar bisa kumasukin dengan suaraku." jelas Dewa.

"Oh, begitu ya. Sama seperti saat kita duet di Runsing ya?"

"Iya, sama beb. Cuma bedanya, kita take vokalnya harus di studio biar hasilnya bagus dan jernih."

"Trus, nantinya setelah udah jadi rekamannya mau kita apakan ka?"

"Kamu bisa bikin video klipnya, pakai kamera handphone juga bisa. Setelah itu bisa kita unggah di Utub, kita buat kanal kita sendiri."

"Oh ..begitu ya, aku mau kak. Siapa tahu banyak yang nonton dan suka ya kan?"

"Iya, mudah-mudahan. Nanti kalau yang ini sudah beres dan sudah diunggah ke Utub, kita bikin lagi ya! Mau kan? Kita bikin karya yang banyak."

"Iya kak, kita bikin karya yang banyak."

***

Luisha tak ingin ambil langkah terburu-buru. Ia ingin hasilnya nanti sempurna dan tidak memalukan jika tujuannya untuk berbisnis di industri musik.

Ia berlatih terus menerus, setiap hari. Mematangkan vokal dan memantapkan hati. Dan untuk menguasai lagu itu. Begitupun Dewa, disana pun Dewa juga tak kalah gencar berlatih setiap malam demi lagu itu. Hal ini memakan waktu hampir seminggu, mengingat kesibukan mereka meskipun lagu itu terbilang cukup simpel dan tak terlalu sulit.

Hingga keduanya sudah mantap dan siap secara fisik dan batin.

"Gimana beb, kamu dah siap?" Dewa menanyakan sampai mana kesiapan Luisha untuk melakukan rekaman.

"Aku siap kak, meskipun grogi bangeet sumpah!" di iringi gelak tawanya, Luisha tak bisa menutupi rasa gugupnya.

"Aku tahu itu, tapi cobalah untuk tetap tenang dan santai."

"Iya kak, wajar lah, kan belum pernah ngelakuin, grogi itu pasti ada dong," ujar Luisha apa adanya.

"Iya, nggak apa-apa sayang. Pede aja, suara kamu makin bagus. Aku yakin kamu pasti bisa." ujar Dewa menyemangati Luisha.

"Makasih kak, kita saling support ya meskipun kita jauh," begitu kata Luisha.

"Iya, tapi hati kita dekat." Dewa tersenyum, wajahnya makin berseri dan penuh harap.

"Iya kak," Luisha pun balas dengan senyuman dan desahan tawanya yang halus. Tampak, mereka sedang senang sekali.

"Kamu udah menemukan studio buat take vokalnya beb?"tanya Dewa lagi, sesaat sebelum ia menutup telfonnya dan berangkat kerja.

Lihat selengkapnya