"Kalau menurut gue, putih lebih bagus, sih. Tapi terserah lo. Kan lo yang mau nikah." Gue memulas kedua pipi dengan blush on sambil mendengarkan konsep pernikahan Iren di seberang. Sebenarnya gue lagi malas mendengarkan ocehan tentang pernikahan, tapi karena dia Iren teman geng gue yang sangat setia waktu itu, gue membiarkan AirPods gue dipenuhi suara cemprengnya.
"Iya, gue pasti datang. Lo tenang aja." Gue mencari-cari high lighter di kotak make up gue yang kayaknya harus ditambah satu lagi.
"Bener, ya. Kalau kamu tidak datang, kita putus!"
Gue tertawa terbahak-bahak.
"Ih, aku serius."
"Alah! Lo dulu kalau ngambek, paling gue sogok es krim langsung seneng."
"Itu dulu, Tis. Oh, tapi sekarang aku masih bisa disogok, kok." Iren terkikik. "Asal dibelikan berlian."
"Matre lu!"