Malam ini sunyi, ingin kau temani. Sebelum lelap menyergap raga kuharap sesuara renyah itu menyapa telinga, menina bobokan dengan celotehan dingin, kaku, dan itu-itu saja. Begitulah ciri khasmu. Jujur saja terkadang aku bosan dengan percakapan kita yang tetap satu arah, tenang, dan berakhir di muara yang sama. "Selamat tidur dan rasa yang sama masih untukmu."
Selalu begitu, kalimat penutup yang terlontar dari bibir manismu. Namun, semonoton apapun percakapan kita, tak kupungkiri itu menentramkan jiwa, mampu mengusir prasangka buruk akan dunia.
Namun sayang, mengapa kini kau tak lagi sama. Mana perlakuan menyenangkan yang dulu sering kau berikan. Pada malam-malam singkat di setiap sabtu malam yang kau warnai dengan riuh suara ringanmu. Nada cinta dari nyanyian merdu yang kau lantunkan kala aku menginginkan. Tapi sekarang? Kau sibuk dengan duniamu, pekerjaan jadi prioritasmu, bahkan itu di waktu yang tak seharusnya untuk bekerja.