Harus dengan apa kugambarkan rasa teruntuk kamu yang sekian lama telah menguasai singgasana cinta di hatiku ini? Sekian lama kita saling menguatkan saat dalam kepayahan, kita saling berbagi atas kebahagian dan lelukaan. Kita, yang dulunya sempat saling bersalah dalam menjaga rasa.
Tapi berkali-kali kau mampu mengetuk pintu hatiku dan berkali-kali kupersilakan kau masuk dan tinggal di sana--- di ruang imaji bertahta cinta; milikmu.
Dan saat ini, entah harus bagaimana lagi kutahan rasa yang menbuncah hingga tak tentu arah. Kumau kau menuntunku kembali pada kisah kasih kita seperti sedia kala. Hanya kita bukan dengan adanya kehadiran dia ataupun mereka.