Harmonisasi Rasa

Karang Bala
Chapter #29

Chapter 29| Puing Harapan

Perlahan kuayunkan langkah, menata kembali kepingan sisa puing harapan yang berserakan. Jika saja kau tak berarti bagi diri, tak mungkin bukan aku sudi bersusah payah kembali memperjuangkan?

Sudahlah, usah berlarut dalam resah. Kita sama-sama pernah salah, bukan? Tuhan saja maha pengampun terhadap setiap hambanya yang tulus bertaubat dan ikhlas nan gigih mengupayakan perbaikan. Lantas apa hak diri ini untuk menghakimi berkepanjangan tanpa memberi kesempatan?

Usah jengah, aku bahkan belum tentu lebih baik darimu. Dedosa masih melumuri raga, pun cinta yang kuberi belumlah sempurna. Lantas apa hak diriku menuntut keutuhan rasa yang sepenuhnya? Aku sungguh tiada memiliki hak milik seperti itu. Sebab hakikatnya cinta ialah milik-Nya sang Maha Kuasa.

Lihat selengkapnya