Apa yang kita pikirkan prihal patah hati? Terluka, merana, kehilangan, lalu berakhir pada kesepian?
Terluka? Pasti. Tangan jika tergores saja perih, apalagi separuh hati telah dibawa pergi. Meninggalkan jejak luka yang kian mengaga di dada. Sepenuh hati mengasihi, seketika mesti menghapusnya. Jangankan meleburkan secara menyeluruh, membuat rasa itu luruh perlahan saja malah berangsur menyayat sakit, perih.
Merana? Memang. bagaimana tidak? Insan yang amat dikasihi telah memilih pergi. Di saat rasa begitu menggebu, di kala angan semakin meninggi. Dan pisah menghentikan segalanya, merobohkan mimpi yang telah dibangun sejak lama. Menghancurkan segala rencana yang telah direka.