Bukan tentang angan yang melambung ke nirwana, tetapi prihal asa yang telah dikunci mati. Ya, aku enggan mengulang kekalahan. Kalah dan pasrah dari diri yang teramat kubenci. Diri yang tak kukuh pada perjuangan penggapaian.
Aku bangkit bukan untuk tumbang lagi. Aku berdiri bukan untuk jatuh lagi. Namun, melangkah untuk meneruskan perjalanan yang tertunda.
Biar saja luka masih menganga. Tak apa duka masih menyelimuti diri. Namun, jangan sampai nyala asa melesap ke udara begitu saja.
Bumi yang dipijak bukan untuk diinjak-injak belaka. Langit yang menaungi bukan sekadar memayungi. Segalanya penuh konsekuensi. Begitulah realistis dan rasionalnya. Bila kita memang mawas diri hidup di alam fana-Nya.
Karang Bala
Delhi Van Java, 28 Mei 2024