Desau suaranya terdengar penuh letih, tetapi penyebabnya entah. Seringai senyumnya bak penjelajah hilang panah arah. Namun, derap gesturnya inginkan mungkir untuk mangkir.
Ya, mungkir dari perasaan janggal yang menguasai dadanya. Ya, mangkir dari kefrustrasian yang tak tertafsirkan. Ya, bertabah pada angan dan cacian.
Tafsir terhalang takdir yang tertutup tabir. Taksir pun tak jua temui ukur yang akur. O, Sang Penguasa jagat raya. Di mana kami bisa bersua. Kapan waktu mampu diramu hingga berpadu. Tata diri ini lagi-lagi nyaris dipaksa hancur. Neraca raga ini hampir tak terukur.
Enggan, tak mau, dan menolak pasrah demi cegah parah hingga punah. Tiada ingin yang terlibas angan tak terukur. Diri ini sadar noktah yang mesti difungsikan dalam hidup ini.
Karang Bala
Delhi Van Java, 5 Juni 2024