Tiada terjamah lelah bila demi ingin yang pasrah. Katanya, harga diri masing-masing insan berbeda. Nyatanya aku sempat keliru menimbang harga. Pun begitulah perjalanan yang pernah kulalui di sana. Yang kugenggam bukan ketepatan, tetapi kejanggalan.
Bukan! Bukan tersebab dia maupun mereka. Namun, sebab tafsirku salah mengeja. Kata memang tak terucap, tetapi lelaku jelas keliru. Bila menembus kedalaman binar netranya aku sekadar meraba-raba gerak lensa.
Tak ada maksud lain yang terbaca. Tiada niat lain yang terterka. Hanya ingin sokong jiwa yang kerap menurun dari wadah aslinya. Sejatinya aku enggan berhenti di titik itu dulu. Namun, hal-hal lain sebab muasal keputusan instan nan impuls.
Tanya berjubel di kepala, tetapi hati memilih mengerti tanpa aba-aba. Bila dipikir ulang semuanya terbuka. Saling berkaitan dan berkesinambungan. Tiada kesengajaan yang kebetulan. Tiada keadaan yang terpaksa diciptakan.
Karang Bala
Delhi Van Java, 6 Juni 2024