Di tahun ini, setahun sejak kepergiannya dari dunia. Aku yang sangat dibutakan oleh rasa ketidak adilan sudah berhasil memulai semuanya kembali dari awal. Perjalanan yang ingin aku tulis dalam lembaran putih kosong sudah kulakukan sedikit demi sedikit. Aku tidak mengatakan ini tentang orang lain, sampai kapanpun aku mencarinya, aku tidak menemukan ada seseorang yang sama berharganya bagi diriku selain dia. Yang tertulis di atasnya adalah bagaimana aku melalui semuanya hingga detik ini. Aku kini menjalankan perusahaan kecilku sendiri, perusahaan ini bergerak di bidang desain yang tidak hanya terletak pada satu topik. Aku menggabungkan segala jenis desain ke dalamnya. Membuka kesempatan bagi orang lain untuk ikut bergabung bersamaku di dalamnya.
Beberapa hari lalu, musim hujan sudah berhenti. Kemarau sudah dimulai, aku dan yayasan kami akan menggelar jamuan kecil di halaman. Biasanya kami akan melakukan banyak kegiatan lain, seperti menyanyi, dan bermain games sederhana. Di acara kami tahun ini, beberapa tamu baru sudah diundang. Salah satunya adalah teman lamaku, Diandra. Kini dia adalah seorang stylish, dan seorang influencer yang terpandang. Tidak berhenti disitu, ia jugalah kekasih dari CEO perusahaan makanan Italia yang kaya raya dari Perancis. Ini kali pertama aku membawanya mengundangnya ke yayasan, takut jika dia merasa tidak nyaman di masa lalu. Sekarang, hubungannya, dan ibunya juga masih belum sepenuhnya bisa dibilang baik, tapi setidaknya ketika dia kembali, pintu rumahnya terbuka lebar menyambut kedatangannya.
Tamu selanjutnya, tentu saja Ayah, dan Ibu Fay. Keduanya sangat bersemangat untuk hadir dalam acara jamuan kami. Bahkan hingga membawa perbekalan bersama mereka. Sepeninggalan putri mereka, Ibu Fay sering menghabiskan waktu di yayasan kami, dan membantu pengurus yayasan dengan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Kami semua sekarang sudah berkumpul di dalam yayasan, saling berbagi kisah, dan canda. Akankah perasaanku yang bahagia tersampaikan padanya? Aku tidak tahu pasti, namun aku ingin meyakininya. Dimana ia berada sekarang, ia memandang kami dengan senyuman kecilnya yang tulus. Sama seperti janji yang diberikannya padaku dalam surat kecilnya di hari itu.
Setelah semua tamu kita pulang, dan yayasan menjadi sepi. Kak Utami mendekatiku dengan tubuh Kakunya perlahan-lahan. Wajahnya berisi tanda tanya besar yang ingin ditujukannya padaku.