14.30 WIB - Rumah Rania
“ Mam nanti liburan akhir tahun kita kemana?”, tanya Kila anak pertamaku saat ia baru saja tiba dari sekolahnya. Dua minggu yang lalu Kila memang semangat belajar untuk menghadapi ujian akhir semester. Kila anak yang cerdas, tak sulit bagiku untuk membantunya mengulang pelajaran di rumah. Aku tak peduli bagaimana rapotnya Kila, karena tidak ada rangking dalam penilaiannya. Yang aku pedulikan adalah Kila semangat dan bahagia di sekolah, memiliki banyak teman dan belajar dengan cara yang menyenangkan.
Semangat anakku harus aku apresiasi, belum lagi selama dua bulan terakhir papanya selalu sibuk bekerja dan jarang berkumpul bersama-sama. Kamipun sudah jarang menengok mertuaku di Bogor, karena setiap akhir pekan Ray selalu sibuk. Aku memutar otak bagaimana caranya kami bisa berlibur dengan efektif dan efisien, mengingat kami harus menabung untuk biaya melahirkan. Aku ingat kalau kami sudah lama belum menengok nenekku di Cirebon.
Nenek Cirebon bukan ibu dari mamaku sebenarnya, tapi tantenya mama yang paling dekat denganku. Ah aku atur saja kami berlibur ke kampung di Cirebon sekaligus membawa Ibu mertuaku kesana. Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk hotel plus kami bisa silaturahmi menjenguk kakek yang sudah sakit-sakitan.
Aku diskusi dengan Ray soal rencanaku mengajak anak-anak, mama dan ibu mertuaku kesana. Ray menyetujui dan mengatakan padaku agar mengatur semuanya. Aku kabari mertuaku agar meluangkan waktu saat libur Natal. Mertuaku ikut antusias dan menurut saja apa rencana kami.
Sebelum kami pergi berlibur, Ray semakin sibuk di Bandung. Rupanya bos besar meminta launching sebelum akhir bulan. Ray pusing bukan main dibuatnya. Akhirnya ia harus stand by di kantor selama beberapa Minggu untuk mengerjakan aplikasi yang belum rampung, mengurus event untuk launching dll. Aku menyimak segala perkembangan aplikasi RENTZ, apa yang sedang Ray kerjakan dan bagaimana kerja tim-nya.
Ray memperlihatkan padaku seluruh anak buahnya. Ada Nurul sebagai admin, Cintya sebagai Designer, Dimas sebagai Programmer, Angga sebagai Senior Designer, dan Renata sebagai Bussiner Developer. Aku memperhatikan sang Bussiner Developer yang ditunjuk Ray. Tumben Ray memiliki anak buah yang nampak senior. Dari perawakannya dia sudah berumur dibanding karyawan lainnya. Parasnya menarik dan sepertinya dia cerdas. Ray mengatakan bahwa Rena memang dituakan di kantor, dia memang memiliki anak yang sudah remaja. Tak heran pembawaannya memang dewasa. Ada sesuatu yang terbersit dalam hatiku saat aku melihat fotonya.
24 Desember 2018
Ibu mertuaku menginap di rumahku sejak kemarin. Ternyata Nana dan Syifa keponakanku turut serta. Anak-anakku senang sekali sepupunya ikut berlibur, liburanku semakin ramai kalau Nana ikut juga ke Cirebon. Aku hubungi Ray berkali-kali, mengabari keluarganya sudah berada di rumah, dengan harapan Ray bisa cepat pulang dari Bandung. Akhirnya Ray bisa pulang juga keesokan harinya setelah aku bujuk sedemikian rupa.
Sesampainya di rumah, ia langsung sibuk memasukkan baju-baju kotornya ke mesin cuci, padahal biasanya ia letakkan tas ranselnya begitu saja di ruang tengah. Ibuku saja bilang tumben Ray rajin menyimpan cucian kotor ke mesin cuci, Ray cuma mengatakan agar tas ranselnya bisa dipakai untuk baju bersih yang akan dibawa berlibur.