Harta Tahta Renata

Ratih widiastuty
Chapter #20

Sebuah Pengorbanan (Cerita Rayendra)

14.30 WIB

Perjalanan ke Bandung kali ini terasa berbeda. Meskipun hatiku masih terluka, namun terasa menyisakan lega di dalam dada. Perasaan sedih harus meninggalkan kenangan masa lalu, demi sebuah harapan baru yang telah menungguku di Bandung sana. Aku harap wanita itu masih menungguku, ia akan tetap menjaga hatinya untukku.

Aku tau bahwa Renata telah memiliki kekasih, tapi itu bukan perkara besar bagiku. Aku menghargai perasaan Renata yang tidak mau dimadu, sebelum aku memutuskan pernikahanku dengan Rania, Renata berhak berhubungan dengan siapa saja. Kali ini aku bertekad untuk mendapatkan cintaku kembali. Segala cara akan aku lakukan demi mendapatkannya, karena setelah sekian lama aku dihujani dengan cemoohan dan makian. Mereka mencemoohku karena aku tak becus menjadi seorang suami, bahkan aku tak becus menjadi seorang lelaki sejati. Kini aku layak bahagja untuk meninggalkan semua orang-orang yang tak lagi sejalan denganku. Aku berhak memilih hidup seperti apa yang akan kujalani. Aku ingin mencoba lebih bebas dan memiliki sudut pandang lain, tanpa terikat dengan norma-norma lagi.

Renata adalah wanita luar biasa bagiku. Dia wanita yang melabrak segala stigma. Gayanya yang rebel namun berkelas mampu memikat hatiku. Kepulan asap rokok tak pernah berhenti dari mulutnya, namun semua itu tidak menjadikan ia seorang wanita murahan. Renata seorang wanita berkelas, cantik dan pintar.

Renata tak terikat dengan aturan. Ia bukan pengikut aliran ibu-ibu yang mainstream mengurus anak sesuai juklak. Jika seorang ibu berusaha menjaga anaknya agar rajin solat, tidak merokok, tidak mabuk-mabukkan hanya karena norma, berbeda dengan Renata pada anaknya. Renata mengajak Daffa untuk mengenal dunia malam bersamanya. Renata tidak melarangnya merokok atau minum-minum. Prinsipnya untuk apa dilarang kalau nanti mereka sembunyi-sembunyi. Lebih baik dikenalkan semua hal-hal yang ditakutkan, kalau mereka tau sejak awal pastinya tidak ada rasa penasaran dan mencobanya dari belakang.

Itu yang aku pelajari darinya. Oleh karena itu aku iklaskan Renata untuk berpacaran dengan siapa saja, daripada diam-diam ia selingkuh di belakangku. Sampai suatu saat, ia akan memilih siapa lelaki yang memang pantas untuk mendampinginya kelak. Yang terpenting aku telah menjalankan kewajibanku untuk menutup cerita lama dan membuka lembaran baru.

19.25 - Apartemen Renata

“ Ren aku udah di lobby apartemen, tolong turun dong “, ketikku pada Renata di sebuah pesan Whatsapp. Kucoba berkali-kali menghubunginya namun tak kunjung diangkat.

Pesanku belum dibaca juga. Jam segini pastinya ia belum tidur. Kutanya resepsionis, ia mengatakan bahwa Renata sudah memasuki apartemennya 2 jam yang lalu. Aku bulatkan tekad untuk menunggu Renata disini.

PING

Renata Rahardjo

“Mau apa “.

“Aku mau bicara Ren “.

Renata Rahardjo

“ Lagi ada cowoku “.

“Jangan bohong Ren, aku tau kamu sendiri. Please Ren aku mau bicara “

Pesanku tak kunjung ia balas, hanya centrang dua berwarna biru menandakan pesanku sudah ia baca. Aku duduk dengan lemas di sofa, kurebahkan badanku sambil menggenggam sebuah buket bunga mawar merah untuknya. Mataku sudah sangat berat, kakiku terasa pegal telah menyetir seharian. Perutku sudah keroncongan minta untuk diisi, tapi aku sudah tak berselera untuk makan. Tekadku hanya satu kali ini, aku hanya ingin menyelesaikan misiku sekali lagi.

“Mas, mau ngapain ke sini?” Tanya sesosok wanita cantik dengan mengenakan kaus polos dan celana pendek di depanku. Dia berdiri terpaku saat melihat wajahku yang kusut dan duduk terkapar di sofa lobby.

Aku terperanjat dari dudukku. Aku langsung bangkit dari sofa kulit itu lalu berjalan kearah Renata sambil menggenggam buket bunga mawar merah ke hadapannya. Kuberlutut dan kutatap wajahnya, sambil kuserahkan rangkaian mawar tersebut padanya.

“Renata, maukah kamu mengisi lembaran hidupku yang baru?”, tanyaku dengan penuh kesungguhan.

Lihat selengkapnya