Harta Tahta Renata

Ratih widiastuty
Chapter #27

Menyiapkan Amunisi (Cerita Rania)

Menyiapkan Amunisi (Cerita Rania)

08.30 WIB – Rumah Rania

Pikiranku masih berkecamuk seakan masih tak percaya dengan apa yang kudengar dari cerita Dion. Dada ini rasanya bergemuruh memendam amarah, namun aku tak punya daya upaya. Perasaan gundah yang kurasakan sejak Kian masih di dalam perutku bukan tanpa sebab, mungkin sebenarnya sudah mengisyaratkan firasat. Mengapa Ray berubah saat aku hamil tua, ia mulai dingin padaku dan sering tak pulang dengan alasan sibuk. Selalu tiba di rumah pukul 02.00 dini hari, lalu pergi lagi keesokan harinya.

Pantas saja saat aku mencoba untuk bertahan dan memintanya jangan pergi, ia selalu bilang tidak bisa. Kucoba untuk memperbaiki semuanya, ia bilang sudah terlambat seolah-olah permasalahan rumah tangga kami sangat berat. Yang paling membuatku geram adalah ia menjatuhkan talak saat aku baru saja melahirkan 3 minggu yang lalu. Anakku saja masih merah, aku baru bisa berjalan sehabis operasi Caesar. Menjatuhkan talak saat istri masih dalam masa nifas adalah suatu perbuatan dzolim, ia tidak tau kondisi fisik dan psikis seorang ibu yang baru melahirkan bisa terganggu dan berpengaruh pada bayinya.

Itulah kini yang kualami pada Kian. Sudah 3 hari ASI-ku seret. Kucoba untuk tetap tenang namun tak bisa. Aku harus bebicara pada seseorang, beban ini tak sanggup aku pikul sendirian. Aku melirik ponselku yang tergeletak di atas kasur persis di samping Kian yang sudah tertidur lelap. Jemariku membuka aplikasi Whatsapp dan kucari grup yang merupakan sahabatku sejak SMP.

                      

Geng Oplos

Rania: Gengs, I need help!

Grup itu masih sepi, jam segini mereka pasti masih berkutat mengantar jemput anaknya masing-masing. Kami tinggal di beberapa kota yang berbeda, namun semua itu tak menjadi masalah bagi kami untuk terus menjalin komunikasi.

Nayla: Apaan Ran? stalking lagi ya wkwkwk

Fika: Apaaaa

Mita: Hadiiir. Anak gue gak sekolah dong hari ini wkwkw.

Nayla: Ko bisa Mit? Kesiangan bangun ya.

Fika: Hari ini bebas anjem anak-anak dong, bapake yang anter jadi gue bisa nonton drakor deh.

Tasya: Drakor apa Fik? Mau dong link nya.

Fika: Tar ya, mau masak dulu.

Tasya: Masak? Yakin lo masak?

Fika: Iyalah, ngangetin sop iga yang semalem trus campur aer sama sayuran lagi deh hahaha.

Nayla: Gak sia-sia grup ini namanya geng oplos ya, semuanya dioplos demi kepraktisan dan penghematan eiiim.

Random chat di grup ini sudah biasa terjadi. Mereka belum tau bahwa Ray sudah menjatuhkan talak padaku. Aku tak yakin apa ini saat yang tepat untuk memberitahukan yang sebenarnya, namun tekadku sudah bulat.

Rania: RAY TALAK GUE!!!

Mita: Si kakak kesiangan bangun trus gue juga mager deh.

Nayla: APAAAAAA????

Mita: HAH???

Fika: Raaaaan serius ah jangan becanda!!!

Tasya: Astagfirullah, yang bener ihhhhh.

Dalam hitungan detik pertanyaan muncul bertubi-tubi. Aku harus menyiapkan beberapa menit untuk mengetik panjang lebar kronologis perceraianku dan menyiapkan waktu untuk sesi tanya jawab.

Rania: Tanggal 10 Maret yang lalu Ray talak gue, sekarang dia udah di Bandung dan dia punya selingkuhan.

Nayla: Jadi Renata itu selingkuhan si Ray???

Mita: Selingkuhannya orang Bandung? Kenal di mana?

Fika: Bandung? Yaelah Bandung mana? Kita samperin aja apa?

Mita: Renata saha? anakna saha? Imahna di mana?

Tasya: Innalillahi Ran, langsung merinding dong gue

Fika: Gue meluncur dulu ke Instagram.

Kini jariku sibuk memencet tombol keyboard untuk menjelaskan pertanyaan sahabatku yang kian ricuh. Mereka shock atas apa yang menimpaku dan anak-anak. terlebih lagi pada Kiana yang baru saja lahir, bayi montok yang wajahnya mirip dengan Ray itu harus lahir tanpa merasakan hangatnya pelukan seorang ayah.

Dita: Ya ampun baru bangun udah 312 chat aja shay. Gosipin artis siapa sih? Siapa yang cerai?

Fika: Yaelah Dita pasti males baca deh.

Dita: Innalillahi Raniaaaaa. Ini serius? Astagfirullah

Rania: Gue butuh kalian sekarang, mau nangis tapi udah ga bisa.

Lihat selengkapnya