14.20 WIB – Kantor Dion
“Apa? Jadi dana yang kemarin dipake buat investasi itu duit penggelapan?”
Om Yan tampak gusar begitu aku dan Ivan menghubunginya untuk bertemu membahas ada kejanggalan aliran dana dalam investasi proyeknya.
“Kenapa kalian gak ngasih tau Om dari kemaren sih”.
“Maaf Om, tadinya gak mau ganggu trip Om sama keluarga selama di London”, sahut Ivan.
“Gak mau ganggu trip tapi begitu sampe sini bikin pening kepala “, sungutnya sambil terus mengutuk perbuatan yang dilakukan Rayendra. Aku dan Ivan saling melempar pandang melihat Om Yan gusar mendengar pengakuan kami berdua.
“Pokoknya kamu harus lapor polisi segera, mumpung Om masih di sini kamu bikin BAP sekarang juga”.
“Sabar Om, Dion mau konfirmasi dulu sama orangnya. Dia harus tanggung jawab atas semua perbuatannya “, ujarku sambil menenangkan Om Yan.
“Sabar apanya? Business is business, kalo udah masuk ranah pidana ya lapor polisi lah”, sahutnya berapi-api.
“Iya, tapi tunggu Ray jelasin di sini ya Om “.
“Ya jelasinnya di kantor polisi aja sekalian. Kalau kamu interogasi di sini sih masih bisa ngeles Yon “, ujarnya.
“Om, Please kasih saya seminggu lagi. Akhir minggu ini saya pasti bicara sama dia “.
“Aduh si Dion nih masih aja ngasih deadline, apa sih yang ada di otak kamu?”.
“Om gini deh, ini duit kan sebenernya masih punya Dion juga alias duitnya ga kemana-mana. Kita keep dulu untuk barang bukti, sembari Dion mikir langkah yang harus dia ambil selanjutnya “, sahut Ivan menenangkan Om Yan.
“Terserah kau lah Yon. Pokoknya proyek kemarin Om batalkan, tidak akan ada kerjasama melibatkan Rayendra lagi”, ujarnya pasrah.
Aku dan Ivan saling mengehela nafas sambil bertatapan, sudah kuduga reaksi Om Yan akan marah begitu tau kami memberitahu persoalan Ray padanya. Kepercayaan Om Yan sudah luntur, dia tidak akan terima dengan segala bentuk penyalahgunaan dari partner bisnisnya.
“Bisnis kamu sekarang gimana Yon? Partner kaya Ray pecat aja lah “.
“Masih jalan sih Om, kerjaannya saya lempar programmer lain. Untuk keuangan saya serahin Ivan mulai sekarang “.
“Nah gitu lah, kamu jalan sama Ivan aja. Ngomong-ngomong kamu sekarang ngantor di Jakarta Van? “, tanya Om Yan sambil melirik ke arah Ivan.
“Saya lagi ada proyek sama Dion buat bikin sistem audit di perusahaan temennya Mama. Mungkin 3 bulanan mondar-mandir Bandung sampai proyek selesai”, jawabnya.
“Gak apa-apa lah mondar-mandir juga, siapa tau nemu jodohnya di sini. Bener ga Yon “, ledek Om Yan pada Ivan.
“Iya bener tuh jangan diem di Bandung mulu. Tar malah CLBK sama Renata lagi. Move on dong Van “, gurauku pada lelaki yang wajahnya mulai memerah.
“Brengsek lo. Masih aja dibahas bawa-bawa Renata segala “.