Harta Tahta Renata

Ratih widiastuty
Chapter #63

Delusi (Cerita Renata)

12.15 WIB - Rumah Ibu Renata

“Bu mana Daffa?”, tanyaku sambil terengah-engah begitu masuk ke rumah ibuku.

“Aduh Rena, Daffa udah pergi dijemput cowonya. Dia marah-marah trus tiba-tiba cowonya dateng, lalu mereka pergi. Kamu cepetan tanya kawannya mereka pergi ke mana”, sahut ibuku dengan panik.

“Bentar Bu, masalahnya apa kok beasiswanya bisa dicabut?”.

“Tadi siang gurunya telepon, katanya ada orang yang dateng ke sekolah bikin isu soal kamu Rena. Ini yang mau Ibu tanya sama kamu”, ujar ibuku sambil menarik tanganku untuk masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.

“Rena jawab jujur, sebenernya Ray itu udah selesai belum sih urusan sama mantan istrinya?”.

“Udah, cuma memang ada kendala di pengadilan aja. Surat cerainya belum keluar”, ujarku berbohong.

“Masa lama banget, mereka udah resmi cerai belum sih? Ray ngaku bilangnya udah selesai, kalau gitu kalian harus cepat-cepat daftarin ke KUA”, desak ibuku.

“Ya katanya sih udah Bu, tapi memang gak bisa ke KUA dalam waktu dekat”.

“Jangan bohong kamu Renata! Ada orang yang datang ke sekolah Daffa, dia bilang bahwa Ray masih punya istri sah dan punya masalah dengan hukum. Kamu tau betapa terpuruknya hati anak kamu? Kamu tau ga sih lelaki yang kamu nikahi itu siapa? Baru nikah bukannya bawa rejeki malah nebar masalah”.

“Bukan salah Ray, Bu. Itu pasti mantan istrinya yang bikin ulah nebar isu murahan ke sekolah Daffa. Aku bakal laporin perempuan itu ke Polisi, biar tau gimana rasanya ada di bui”.

“Terserah lah kamu mau laporin mantannya atau enggak, tapi kamu harus jujur sama Ibu, apa betul si Ray berurusan dengan hukum?”, desak ibuku.

“Demi Tuhan enggak Bu, dia ga ada urusan sama hukum, kalau lagi sidang di pengadilan iya”.

“Lagi sidang? Jadi Ray masih sidang cerai sama mantan istrinya????”.

“Maksud Rena masih ngurus akte cerai Ma”, jawabku sambil meralat ucapanku.

“Jadi bener dugaan Ibu, Ray masih belum resmi bercerai dan udah kawin lagi sama kamu? Renataaaa, apa sih yang ada di pikiran kamu? Bisa-bisanya mau nikah sama lelaki yang masih beristri sih?”, jerit ibuku sambil mengacak-acak rambutnya.

“Ray lelaki baik Bu, dia udah talak istrinya sejak lama. Cuma terkendala di pengadilan aja Bu“, rengekku.

“Lelaki baik mana yang belum menyelesaikan masa lalunya, pria baik-baik gak akan pernah berbohong Renata. Ini pernikahan kamu yang kesekian kali, kamu harusnya sudah paham betul lelaki yang tepat untuk kamu nikahi”.

“Bu, aku minta maaf, kami bukannya mau bohong, cuma saatnya aja yang belum tepat untuk cerita”, rengekku sambil menarik tangan ibuku.

Lihat selengkapnya