Pagi hari tidak lengkap tanpa secangkir kopi hangat. Begitulah rutinitas Sean seorang dokter muda yang bekerja di sebuah rumah sakit terkenal di kota itu. Bukan sebagai penikmat kopi, tetapi untuk menambah energi sebelum kembali bekerja. Semalam ia tidak bisa tidur karena ada jadwal operasi. Jadi, Sean memanfaatkan waktunya yang sedikit itu untuk istirahat di kafe yang terletak di seberang rumah sakit sembari melihat orang-orang yang berlalu-lalang menjalankan aktivitas masing-masing.
Namun, perhatiannya tertuju kepada kerumunan kecil di depan rumah sakit. Hal itu membuat Sean penasaran, lalu ia meninggalkan kopinya yang masih tersisa setangah untuk mencari tahu apa yang terjadi.
“Permisi Bu, ada kejadian apa ya? Kok ramai begini?” tanya Sean kepada salah satu orang yang ada di kerumunan itu.
“Itu Pak, ada yang mau bunuh diri!” tunjuk Ibu itu dengan panik. Sean mendongakkan kepalanya mengikuti arah yang ditunjuk. Matanya membulat sempurna. Dengan segera Sean bergegas naik ke atap rumah sakit sambil menggumamkan kata ‘Jangan lompat’ berulang kali.
Sesampainya di atas, terlihat seorang gadis yang membelakanginya sedang berdiri di luar pagar pembatas atap. Tanpa pikir panjang Sean berlari menuju gadis itu sambil berteriak, “Jangaaaan!” teriakan itu membuat gadis itu menoleh dengan pandangan heran dan penuh dengan tanda tanya.
“Apa yang kamu lakukan? Jangan melakukan hal yang bodoh!” Sean menarik gadis itu ke tempat yang aman dengan wajah yang panik. Gadis itu hanya mengerenyit mengartikan kata-kata yang terlontar untuknya.
“Aku? Aku hanya mau menghirup udara segar di pagi hari yang cerah ini.” jawab gadis itu kelewat santai.