HARU

Aram
Chapter #2

Satu

“Kepada pasien yang bernama Bian Sahira dipersilahkan untuk menyelesaikan proses administrasi.” kata seorang perawat di depan pintu kamar Bian.

“Baik.” Bian mematikan tv yang sedang ditontonnya dan mengambil seluruh keperluan yang akan digunakan nantinya. 

“Ini.” Bian menyerahkan sejumlah uang kepada perawat tersebut setelah melalui beberapa proses.

“Kamu sendirian? Wali kamu mana?”

“Iya. Saya sendiri walinya.” setelah menerima struk pembayaran, Bian bergegas pergi. Jika tidak, perawat itu akan mulai menanyakan hal-hal lainnya.

Bian adalah seorang gadis yang hampir memasuki usia 21 tahun. Seorang gadis yang mandiri. Ia dapat melakukan segala hal sendirian. Sebenarnya Bian memiliki seorang Ibu. Namun karena ia sendiri paham akan kondisinya yang merupakan anak diluar pernikahan dan usia Ibunya yang terbilang masih cukup muda, ia memilih untuk tinggal berdua dengan neneknya. Bian tidak mau menjadi beban bagi Ibunya. Karena hal ini bukan berarti Ibunya lepas tanggung jawab terhadapnya. Setiap bulan, Ibunya akan menitipkan uang ke neneknya. Tapi, sekarang Bian harus sendirian karena neneknya sudah meninggal tidak lama sebelum Bian dirawat di rumah sakit. 

Beberapa hari setelah pemakaman neneknya, Bian merasa kondisinya semakin memburuk, maka dari itu ia langsung pergi ke rumah sakit tanpa memberitahu Ibunya. Bian hanya meninggalkan secarik surat yang bertuliskan

‘Terima kasih. Mulai sekarang hiduplah dengan bahagia.’

Untuk Biaya selama di rumah sakit pun sudah diperhitungkan oleh Bian sejak lama. Bian tidak menggunakan uang bulanan tersebut kecuali dalam keadaan darurat. Selain itu yang memegang uang tersebut adalah neneknya. Bian sudah mulai bekerja sejak lulus SMP. Mulai dari menjaga konter dan toko sampai menjadi pengantar pesanan online.

***

Lihat selengkapnya