HARUN HILWA

Daud Farma
Chapter #14

Sungguh Jodoh Tak Kemana

Dua minggu tujuh hari kemudian.⁣⁣

Akhirnya Harun menikahi Hilwa. Ayah Hilwa tidak lagi segalak dulu melihat Harun. Malah ia senang menerima Harun jadi mantunya. ⁣⁣Akad nikah dilaksanakan di masjid Agung At-Taqwa. Harun lancar sekali mengucapkan ijab qabul itu.

⁣⁣Ketika Harun dan keluarganya datang melamar Hilwa, Hilwa mengajukan dua syarat: ⁣⁣Pertama dia tidak mau tinggal di Engkran Salim Pinim kecuali setelah melahirkan satu anak dari Harun. ⁣⁣Kedua: Dia tetap ingin jadi istri pertama dan terakhir Harun, dia tidak ingin mendengar alasan Harun menikah dengan istri muda dan perawan karena ia dinikahi Harun ketika sudah janda. Dan Harun pun menyanggupi dua syarat itu. Sama sekali tidak memberatkan baginya. ⁣⁣

Terlebih syarat kedua itu, memang sama sekali tidak ada niatnya menikah. Cintanya hanya pada Hilwa semata.⁣⁣

Malah orang kampungnya di Salim Pinim, di kedai kopi yang merasa itu adalah berlebihan,⁣⁣

"Banyak kali gaya janda itu!" katanya membanting gelas ketika ia mendengar berita bahwa Hilwa mengajukan syarat.⁣⁣

"Ya udah janda pakai syarat pula. Perawan pun nggak kek gitu kali." sahut satunya lagi membanting gelas.⁣⁣

"Ha, bantingi terus gelasku tu, nanti bayar uang gelas juga, tidak hanya uang kopi!" kata pemilik kedai kopi.⁣⁣

"Kek mana kin terus cantiknya janda tadi?" tanya yang satunya lagi dan ia pun ikutan membanting gelas kopinya.⁣⁣

"Kudengar cantik kali!" kata pemilik kedai kopi mengompori, hampir semuanya memecahkan gelas. Tapi kemudian mereka mengumpulkan bling-bling pecahan itu. ⁣⁣Harun tidak perlu menghafal ijab qabul seperti calon pengantin lainnya. Ia sekali dengar langsung bisa mengucapkannya. Para hadirin sudah tidak heran dengan Harun, sebab kebanyakan mereka juga tahu Harun hafal Al-Qur'an tiga puluh juz tidak sampai sebulan. Mahar Harun adalah hafalan al-Qur'an tiga puluh juznya, tujuh belas mayam mas karena hafalan Hilwa baru sampai juz ketujuh belas.⁣⁣

⁣⁣Hilwa sendiri yang menentukannya, uang tiga puluh juta dan seperangkat alat shalat. Walaupun ibu Harun dan semua orang kampungnya merasa keberatan atas mahar Hilwa agak mahal itu karena ia telah janda, namun bagi Harun itu tidaklah seberapa besar dibanding ia mendapatkan bidadarinya itu. ⁣⁣

Di belakangnya semua orang membicarakannya;⁣⁣ "Baru kali ini kutahu mahar janda sebanyak itu. Masalahnya nikah sama anak kampung kita pula. Udah juling lah mata si Harun itu!" kata seorang bapak duduk di kedap kopi Buk Leni.

⁣⁣"Ya, aku pun setuju kali kek yang kau bilang tu." sahut bapak lainnya.⁣⁣

"Ya macam tak ada lagi perempuan lain yang masih perawan di Ngkeran ni!" kata mereka ramai-ramai.⁣⁣

Lihat selengkapnya