HASANA (Jalan Hijrah sang Gadis Mafia)

Ayu Fitri Septina
Chapter #10

10 - Geng Mafia

"Dan kalau aku tidak mau?" Kudongakkan wajahku, menatap lurus mata kekuningan Master Don.

Lelaki itu tertawa. Terbatuk sampai terbungkuk-bungkuk.

"Kalau begitu kau akan selamanya jadi pencopet kelas teri. Aku tidak menjamin kau akan bertahan lama di terminal. Kau tahu di sana ada preman yang biasa membuat onar? Jika mereka tahu keberadaanmu, mampuslah kau!

Satu lagi. Kalau kau berbuat sesuatu yang menyenggol bisnisku di sana, kau akan langsung berurusan dengan pria-pria botak di depanmu ini. Aku tidak peduli mereka mau apakan kau!" Asap mengepul dari ujung cerutu yang diisap Master Don perlahan memudar kepekatannya, luruh bersama udara.

Sementara, aku hanya bisa menelan ludah. Dari nada bicara dan kiprah orang di hadapanku ini, aku tentu tidak bisa mengabaikan ancamannya. Sebenarnya, aku juga cuma menggertak saja. Jauh di lubuk hati, aku sudah mengiyakan tawaran Master Don daritadi. Setan-setan di sekitarku berbisik agar aku menerima permintaan untuk bergabung dengannya. Kata mereka, aku sudah terlanjur basah terjun ke kubangan dosa. Kenapa tidak sekalian saja daripada tanggung menjadi pencopet tengik yang risikonya tidak sepadan. Jujur, aksiku yang ketahuan beberapa waktu lalu, kejaran massa dan ancaman mereka, membuatku gentar.

"Apa yang bakal kudapat kalau aku bergabung?" Aku masih jual mahal.

Master Don memandangku lekat-lekat tanpa berkedip. "Hidup mewah bergelimang harta. Reputasi. Apa pun yang kau mau, Gadis Muda! Hahaha!" katanya.

"Tapi apa yang harus aku kerjakan di sini?"

Pertanyaan yang sejak tadi menggelayut di otak akhirnya terlontar keluar. Aku sudah curiga si tua bangka ini akan menjadikanku istri mudanya. Kalau begitu, aku akan lebih memilih menjadi bajingan tengik saja. Tidak sudi aku menyerahkan tubuh pada lelaki bangkotan ini!---juga pada semua lelaki. Aku benci lelaki, ingat?

"Kita lihat nanti, bisa apa kau! Tapi kudengar kau cukup gesit, ha? Setelah berlatih macam-macam, kita akan lihat apa tugas kau di sini." Master Don menghela napas panjang. "Sebetulnya aku butuh prajurit perempuan yang cantik untuk menjerat anggota-anggota dewan sialan itu! Cuma pakai perempuan mereka bisa terpancing. Bah! Tua-tua keladi!"

Ludah yang disemburkan dari mulut Master Don tercecer di dekat sandal jepitku. Aku mengernyit, menunjukkan ekspresi jijik sekaligus bingung. Apa maksudnya dia butuh perempuan untuk memancing anggota dewan?

"Semoga saja ekspektasiku pada kau tak terlalu tinggi. Nak, jujur saja. Aku sedang butuh prajurit pembunuh spesialis. Tugas kau nanti adalah membunuh musuh-musuh spesial kita. Musuh kelas kakap. Mereka akan mudah sekali dipancing oleh kau karena kau perempuan." Pria itu terbatuk-batuk lagi. "Sepertinya aku sudah terlalu banyak membocorkan rahasia, padahal kau belum bilang setuju untuk bergabung." Dia tersenyum miring.

Lihat selengkapnya