Hasrat Liar Adik Ipar

MoreShinee
Chapter #2

Hitam di Atas Putih

“Selamat pagi, menantu Mama yang cantik. Gimana tidurnya semalem? Nyenyak?” Salma yang sedang sibuk membantu asisten rumah tangga menyiapkan sarapan, menyambut kedatangan Falisha di ruang makan dengan hangat.

“Mama ini gimana, sih? Falisha sama Arka baru kemarin menikah, mana mungkin malam pertama mereka tidur dengan nyenyak? Pastinya kan yaaa ... Mama tahu sendiri, lah. Kayak enggak pernah muda aja,” timpal Wilis yang duduk di salah satu kursi meja makan dengan koran terbuka lebar di hadapan.

Salma cekikikan. “Papa betul juga. Mama lupa.”

“Yaaah, namanya juga orang tua. Gimana enggak pelupa?” timpal Wilis dengan kacamata sedikit melorot.

Falisha hanya menanggapi dengan senyum simpul. Bagaimanapun, dia masih teringat betul akan kalimat yang diucapkan Arka kemarin, saat belum lama tiba di kediaman mewah yang kini menjadi tempatnya bernaung.

“Yang penting kan Mama enggak pernah lupa kalau Papa itu suami Mama tercinta.” Salma terkekeh seraya mendekati Falisha dan menariknya menuju meja makan. “Karena pagi ini adalah hari pertama kamu di sini, enggak apa-apa kamu duduk aja dulu. Besok-besok, kamu baru belajar jadi istri yang baik untuk Arka pas Mama sama Papa keluar kota. Kamu bisa tanya-tanya sama Bi Atik, tentang kebiasaan Arka, apa makanan kesukaannya dan lain-lain.”

Usai Salma mengucap kalimat panjang, terlihat Arsya muncul di ruang makan dan mengambil posisi duduk di dekat Wilis.

“Nah, kamu juga bisa tanya-tanya Arsya, tentang kebiasaan-kebiasaan Arka. Lama-lama kamu akan hafal dengan sendirinya kalau udah terbiasa melayani suami kamu.” Salma menambahkan sambil melempar pandang ke arah anak keduanya.

“Kebiasaan-kebiasaanku enggak ditanya?” celetuk Arsya dengan asal.

“Heh, kamu! Kan ada Bi Atik yang melayani kamu. Awas, ya, kalau kamu berani macem-macem sama kakak ipar kamu, Mama sentil nanti telinga kamu!” Salma mengancam.

Arsya terkekeh kecil. “Tenang aja, Ma. Enggak akan macem-macem, cukup satu macem aja, kok.”

Wilis mendecak sembari menggeleng. “Jangan heran sama kelakuan Arsya, ya. Dia memang suka bercanda. Kalau kamu lagi suntuk, bolehlah ngobrol sama dia, anggap aja adik kandung sendiri.”

“Bener kata Papa.” Salma mengangguk-angguk. “Arsya anaknya juga asyik, loh.”

Mendengar basa-basi di sekitar hanya membuat Falisha mengulas senyum tipis. Bagaimanapun, tinggal di kediaman keluarga Arka adalah tantangan terbesar baginya. Tidak ada yang Falisha pikirkan saat ini, selain bagaimana caranya mengambil hati Arka, menaklukkan lelaki pujaan hatinya tersebut supaya bisa membalas cintanya dengan sepenuh hati dan tidak lagi memperlakukannya dengan sikap dingin dan angkuh. Apakah Falisha bisa?

Alih-alih melanjutkan membantu asisten rumah tangga menyiapkan sarapan, Salma justru menarik kursi di samping Falisha dan mendudukinya.

Lihat selengkapnya