Hasrat Liar Adik Ipar

MoreShinee
Chapter #5

Bab 5

“Kamu apa kabar, Fal? Apa kamu sakit, Nak? Bude lihat, muka kamu agak pucat gitu?”

Falisha segera menampik pertanyaan Mirna dengan senyum disertai gelengan samar. “Fal sehat, Bude. Fal baik-baik aja di sini. Keluarga Mas Arka menerima Fal dengan baik dan Fal bahagia banget, Bude.”

Terlihat wajah wanita paruh baya yang sedang melakukan panggilan video dengan Falisha itu tersenyum, menunjukkan rasa lega setelah beberapa hari belakangan, hatinya diliputi kekhawatiran.

“Syukurlah kalau gitu. Bude seneng dengernya. Bude doain, semoga kamu sama Nak Arka lekas dikarunia momongan, biar lengkap.”

Tidak ada yang salah dengan kalimat yang diucapkan Mirna, tetapi kali ini, rasanya sungguh menusuk ulu hati, hingga meninggalkan nyeri yang tidak terperi pada hati terdalam Falisha.

Gimana Fal mau hamil kalau Mas Arka aja enggak sentuh Fal sama sekali, Bude? Bahkan secara terang-terangan Mas Arka menegaskan ke Fal, kalau pernikahan kami cuma hitam di atas putih. Mas Arka enggak cinta sama Fal dan tetap menjalin hubungan dengan pacarnya di luar sana.

Dengan mati-matian Falisha memendam keluh kesah itu sendiri tanpa ingin Mirna tahu. Bagaimanapun, Mirna sudah cukup berjasa dalam mengurus Falisha sepeninggal kedua orang tuanya, dan Falisha tidak ingin membuat wanita itu mengkhawatirkan dirinya.

“Fal, kok diem aja?” Pertanyaan Mirna dari seberang cukup mengejutkan Falisha yang sedang sibuk menata hati. “Malam pertama lancar, kan? Enggak usah malu-malu, kamu. Nanti juga terbiasa,” goda Mirna tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Lagi-lagi, Falisha melempar senyum lebar. “Iya, Bude. Bude enggak usah khawatir soal itu. Mas Arka ....” Falisha sedikit mendekatkan mikrofon gawai dengan bibirnya. “Mas Arka hebat, Bude,” lanjutnya dengan suara lirih, khawatir ada yang mendengar, mengingat dirinya tengah berada di gazebo taman belakang.

Falisha melihat Mirna cekikikan. Dia lega melihat wanita itu turut bahagia dan tidak curiga sedikit pun tentang kebohongan kecil yang mulai dirangkai Falisha demi menjaga perasaan Mirna.

“Pokonya Bude ikut seneng, Fal. Bude doain, kamu di situ bahagia selalu. Jangan lupa pola makan dijaga biar magnya enggak kambuh, ya! Bahaya. Apalagi kamu pengantin baru, badan harus tetap fit, karena menyambut kedatangan malaikat kecil yang bakal melengkapi kebahagiaan kamu, Nak,” pinta Mirna dengan sungguh-sungguh.

Tidak ada yang bisa dilakukan Falisha selain mengangguk patuh. “Iya, Bude, pasti. Falisha enggak pernah telat makan di sini. Bude jangan khawatir sama kesehatan Fal. Bude sendiri juga harus jaga kesehatan, kan? Inget tuh, pesennya Kak Lita, kalau Bude enggak boleh banyak-banyak konsumsi makanan atau minuman yang manis-manis.”

“Iya, iya. Kamu itu malah balik nasihatin Bude. Soal itu juga Bude udah tahu, Fal. Bude aja kalau minum kopi sambil ngaca.”

Falisha tertawa kecil menanggapi kalimat Mirna. “Biar apa, Bude?”

“Ya kan kopinya pahit. Kalau Bude sambil ngaca, kan jadi ada manis-manisnya, gitu. Masa kamu enggak paham?” canda Mirna yang memang pandai bergurau. “Ya udah, Fal. Udah sore. Bude tutup dulu teleponnya, ya. Sebagai istri yang baik, kamu siapinlah baju ganti. Sebentar lagi suamimu pulang kerja, kan? Jangan lupa siapin makanan juga, karena selezat-lezatnya makanan mbak-mbak yang ada di situ, akan lebih baik kalau kamu siapin sendiri makanan buat suamimu. Pahalanya dapet, suamimu juga pasti merasa lebih diperhatikan. Otomatis dia akan lebih sayang dan cintanya ke kamu jadi semakin besar.”

“Iya, Bude. Fal juga mau mandi dulu. Salam buat Kak Lita, ya, Bude.”

Wanita yang wajahnya masih terlihat pada layar gawai itu mengangguk cepat. “Iya, nanti Bude sampein. Ya udah, ya. Assalamualaikum,” pungkasnya sebelum mengakhiri panggilan.

“Waalaikum salam, Bude.”

Usai menerima panggilan video dari Mirna, Falisha segera meletakkan gawai di meja kecil yang sedari tadi dia gunakan untuk bekerja dengan laptopnya. Kedua netranya sejenak memejam, sementara pikiran sibuk berperang.

Di satu sisi, Falisha ingin sekali protes dengan Arka, karena sudah diperlakukan seenaknya mentang-mentang posisinya di sini hanyalah sebagai istri yang dinikahi bukan karena cinta. Namun, di sisi lain, Falisha tidak ingin melihat wajah kesal Arkatama saat menatap dirinya.

Meski sakit, Falisha tetap berusaha mengambil hati Arka dengan berbagai cara, berharap laki-laki yang sudah lama dia kagumi itu, perlahan bisa membuka hati untuknya.

Lihat selengkapnya