Hasrat Liar Adik Ipar

MoreShinee
Chapter #25

Bab 25

“Minum dulu biar Kakak lebih tenang,” pinta Arsya sambil menyorongkan botol berisi air mineral yang sudah dibuka untuk Falisha. Begitu Arka tidak terlihat, laki-laki itu membawa Falisha menuju Istana Park yang tidak jauh dari Stasiun MRT Orchard.

Falisha menerima air mineral pemberian Arsya tanpa menoleh sedikit pun. Tatapannya terlihat kosong.

“Kenapa Kakak nolak buat aduin kelakuan Kak Arka ke Mama sama Papa? Kak Arka itu udah keterlaluan sama Kakak. Harusnya dia dikasih pelajaran biar enggak seenaknya.” Arsya menekankan.

Perempuan yang diajak bicara tidak menjawab. Pikirannya justru melayang dengan berbagai pertanyaan berkecamuk memenuhi isi kepala.

Kalau memang udah ada seseorang yang mengisi hati Arsya, kenapa Arsya masih seperhatian ini sama Fal, Arsya? Jangan buat Fal merasa spesial di mata Arsya. Fal ... ah ... enggak. Fal milik Mas Arka. Iya, seharusnya Arsya biarin Fal menyelesaikan masalah Fal sendiri, Arsya. Bukan begini caranya.

Falisha memejam sebentar sembari menggeleng samar. Permasalahannya belum terselesaikan dengan Arka, tetapi pikirannya justru seputar Arsya.

“Kak, Kak Falisha denger aku, kan?”

Falisha menoleh dan memperhatikan Arsya. “Bisa, enggak, mulai sekarang, biar Kakak berusaha sendiri dulu buat selesaikan masalah Kakak sama Mas Arka?” Kedua netra Falisha tampak berembun.

Sama halnya dengan Falisha, dalam benak Arsya pun bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan perempuan yang dicintainya tersebut? Mengapa Falisha kini seakan tidak mengizinkannya lagi untuk peduli?

“Enggak bisa. Kak Arka udah keterlaluan. Mana bisa aku biarin dia terus-terusan nyakitin Kakak?”

“Tapi, Arsya ... Arsya bisa lebih fokus dengan urusan Arsya sendiri, sekarang. Apalagi Arsya udah punya pacar, jadi Kakak enggak mau kalau nantinya masalah Kakak ini sampai ganggu hubungan kalian.” Falisha kelepasan bicara. Perempuan itu segera mengalihkan pandangannya dari Arsya.

Jika boleh jujur, Falisha juga merasa bingung dengan dirinya sendiri yang entah kenapa bisa lebih terbuka kepada Arsya, bisa mengatakan hal apa pun tanpa ada keinginan untuk menutup-nutupi. Lantas benarkah apa yang sering Arsya katakan kepadanya bahwa lelaki itu bisa membaca pikiran?

Ah ... tidak. Falisha menggeleng samar. Tatapannya kembali mengarah pada Arsya yang terlihat melebarkan senyum. Menawan.

“Kakak cemburu?”

Lihat selengkapnya