Hawa Gulana

Fanni Silviana Supenda
Chapter #3

PULANG

Pesawatku terguncang sedikit karena menabrak awan, diumumkan tak lama lagi kami akan mendarat dan sampai tujuan. Jantungku berdegup bukan untuk guncangan itu, melainkan bayangan menginjak tanah basah Jakarta yang sedang diguyur hujan, menghirup udara penuh polusi, dan menikmati jalanannya yang selalu tersendat. Masihkah rasa itu sama dengan dua tahun lalu?

Pesawat sudah benar-benar mendarat, hampir semua penumpang berpacu mengaktifkan telepon genggam, sebagian mengambil gambar untuk sosial medianya, sebagian mengambil barang di kabin atas. Aku terdiam, menunggu riuh sedikit redam hingga  tersisa satu dua orang, barulah sudi beranjak.

Kakiku kini menginjak garbarata, terus melangkah sambil sesekali memandang hujan melalui dinding kaca, ah langit begitu gelap. Nafas panjang kembali kuhembuskan, untuk memasrahkan diri, meyakinkan bahwa di manapun aku berada aku akan baik-baik saja. Hingga lalu lalang orang akhirnya membantuku tersadar, aku sudah sepenuhnya memijak tanah Jakarta.

Ah, bandara sudah diperbarui. Kurasakan betul perbaikan membuat nyaman, meski degup jantungku belum juga hilang. Pada kedatangan yang entah bisakah disebut pulang, tentu aku sendirian. Tak ada yang menyambutku. Ayahku mungkin tak pernah cukup sadar dari mabuknya bahwa selama dua tahun ini aku tidak di Indonesia, sedangkan Ibuku? setia meratap disampingnya. Cinta kok sebegitu butanya.

“Ini lewat mana ya, Mbak?” Aku terkaget dengan pertanyaan supir taksi ini.

“Lewat mana aja, Pak. Kalau tidak tahu bisa cek di waze, ya. Kebetulan paket internet saya belum bisa diaktifkan, yang penting menuju Kuningan dulu aja.”

“Ini di belakang Kokas ‘kan, Mbak?”

Lihat selengkapnya