Mata menyapu pandangan ke segala arah memperhatikan betapa bagusnnya sekolah ini, predikat favorit memang layak disandang. Mengantri menunggu giliran daftar ulang dan pembagian kain seragam sekolah.
Karena nama berinisial S maka aku menunggu untuk waktu yang sangat lama. Dan penantianku berakhir setelah nama terpanggil, aku serahkan uang pendaftaran dan mendapat kain seragam. Lalu segera keluar tempat itu menunggu sohib ku, tanpa aku sadari seorang gadis menepuk pundak.
" dapat disini juga dik??"gadis ini menyapa.
" iya kak" kata ku mencoba ramah walau tak mengenali gadis ini.
" Sudah baca visi misi sekolah?? Nanti MOS jangan telat, pakai pakaian yang diminta ya..." pintanya.
" iya kak" jawabku.
Gadis itu pergi disertai aku yang bingung mencoba mengingat apakah pernah mengenalnya. Mungkin kakak kelas yang sedang mencoba akrab. Tak lupa juga berkenalan dengan kawan-kawan yang akan menjadi satu kelas nanti
Hari senin tiba, aku kayuh sepeda menuju sekolah baru ditambah semangat dengan pakaian perlente bersama sohib.
" Perkenalkan saya Medmed saya dari sana sekolah disana dan tumbuh besar disana" kata ku memperkenalkan diri didepan.
" sudah punya pacar??" tanya salah seorang kawan di kelas ini.
" alhamdulillah belum, Lagipula saya bukan pecinta sesama jenis" jawab ku.
Gemuruh tawa menggelegar mendengar jawaban yang keluar dari mulutku, akhirnya semua bergantian memperkenalkan diri. Tapi ada salah seorang OSIS perempuan yang cukup cantik namun berwajah masam.
Dan setelah itu berganti OSIS memperkenalkan diri, akhirnya aku tahu siapa OSIS manis namun masam itu, Zahra. OSIS di depan memberi kami lembaran nama dan jabatan OSIS, tak lupa nama guru untuk dimintai tanda tangan. Akhirnya hal yang tidak aku suka datang! Aku benci melakukan ini mengingat harus melakukan sesuatu untuk sekadar mendapat tanda tangan. Yapp!! Aku memilih menghindar tanpa mendapatkan tanda tangan satupun.
Aku duduk di depan Lab IPA, seseorang menepuk pundak. Dan itu gadis kemarin yang ternyata adalah Ketua OSIS.
" eh mbak Nerissa..." Jawabku yang sudah tahu setelah sesi perkenalan.
" kok sendirian?? Temanmu mana??"
" ada, lagi males minta tanda tangan" jawab ku.
" lho kenapa?? Kan ini maksudnya biar tahu dan kenal siapa saja OSIS dan nama guru guru" kata Nerissa.
" tapi..." kata ku nunjuk mengapa aku sama sekali tak ingin minta tanda tangan.
Nerissa memerhatikan dengan saksama dan meminta kertas di tangan.
" buat apa mbak Nerissa??"
" kepanjangan... Panggil aja Ness"
" ok, jadi buat apa Kak Ness??" tanya ku.
" biar ini urusan gw"
" serius??" tanya ku masih tak percaya.
" lu adiknya Zizi kan?? Udah... Ini urusan gw"
Aku diam.
" gw temen kakak lu, gak mungkin lu lupa sama gw.... Gw juga sering main ke rumah lu dulu" imbuh Nerissa lalu pergi mengurusi urusannya.
Aku mulai mengingatnya sekarang, ia adalah teman kakak perempuanku. Tapi lupakan saja kakak perempuanku, lagipula cerita ini tak akan ada hubungannya dengannya.
Ketua OSIS malaikat tak bersayapku... Cantik banget ketua OSIS nya. Aku melamun memperhatikan Nerissa dari kejauhan yang tengah berbicara pada kawannya sesekali tertawa. I think im in love. Secepat itu aku menyukai Nerissa
" woi bajingan bangsad!!" kawan sekelas cukup membuatku kaget.
" apaan sih su??" Kata ku marah." bikin kaget!"