Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #4

Part 2

Pagi ini aku memilih bersantai sembari menikmati sarapan, pintu kamar mandi terbuka dan keluarlah mbak Firda dengan handuk membalut tubuhnya. Dia segera menuju kamar untuk ganti baju. Kini gantian aku yang mandi untuk segera menuju sekolah.

Selesai mandi aku melihat mbak Firda sudah siap dengan seragam putih abu abu miliknya. Gw segera pakai seragam putih biru lalu ambil kunci motor.


" mau kemana mas??"tanya mbak Firda.


Ku jawab dengan helaan napas menjelaskan hal yang sudah pasti," ya mau berangkat lah mbak"


" anak SMP gak boleh bawa motor"


" yaelah mbak... Capek kayuh sepeda kesana kemari"


Mbak Firda melotot, lebih baik aku kayuh sepeda menuju rumah Bagus. Mbak Firda tahu kalau aku menjemput Bagus untuk berangkat bersama. Dari gang rumah Bagus aku melihatnya berangkat dengan ninja miliknya.

Maka aku segera balik kanan ke rumah ambil motor. Sebuah RC100 ku kendarai menuju sekolah. Aku parkir di rumah sakit dan segera masuk kelas. Kali ini hanya ada pembagian jadwal pelajaran serta pembagian buku paket pinjaman sekolah. Dan besok kami bisa memulai pelajaran seperti biasa, hari ini cuma kosong diiringi hura hura. Aku memilih menuju koperasi dan membeli fanta untuk Nerissa.

Dia duduk santai didepan BK menonton TV penjaga sekolah. Depan ruang BK memang ada TV entah untuk apa. Aku juga lupa apa yang ia tonton waktu itu, yang penting suara TV itu kalah dengan suara bising anak anak satu sekolah.


Matanya melekat erat TV itu." makasih ya..." kata Nerissa masih memperhatikan TV.


Ah cantiknya Nerissa... Ucap ku dalam hati. Gw pergi dan kembali dengan roti keju.


" makasih lagi ya..." Nerissa masih memperhatikan TV, gw tak paham apa yang tengah ia tonton.


Dia nyemil fokus pada TV, tanpa memperhatikanku! Aku dikacangin. Sekali lagi aku perhatikan wajah ayu Nerissa, memang aku terpesona akan pancarannya.


" Kenapa lu lihatin gw terus??" tanya Nerissa dengan mulut penuh roti.


" lu lucu kalo gitu" kataku.


Nerissa menggunakan tangannya untuk mengarahkan pandanganku kearah TV. Dia kembali memperhatikan TV, aku kembali meliriknya, hingga tak sadar kepala mulai menoleh. Rupanya Nerissa tahu itu dan mendorong mukaku untuk menjauh.

Tiba tiba TV berganti dengan semut perang, dan bel pulang berbunyi.


jancok!!" Nerissa melempar bungkus roti.


Entah apa acara yang membuat Nerissa jengkel.


" pulang!!" kata Nerissa.


Segera aku ambil tas di kelas dan bersantai melewati anak-anak yang rusuh ingin menyeberang. Kulihat Nerissa yang menunggu angkutan sambil resah melihati jam tangan. Masih sempat ia bergulat dengan cimol yang ia kunyah sembari menghilangkan resah, lagipula ini bukan jam pulang sekolah! Mana ada angkutan jam segini.


" mau gw antar kak Ness??" tanyaku.


" rumah gw jauh, nanti lu mutarnya kejauhan" Kata Nerissa yang terlihat gusar.


" suwer gak masalah" kataku dengan mengangkat dua jari.


" jangan deket deket, risih gw" kata Nerissa masih resah.


" gw bawa motor" balasku.


Dan langsung saja Nerissa menarik tanganku menuju rumah sakit.


" ei... Ei... Ei!! Tunggu dulu"


" cepetan..."


" iya kenapa??" tanyaku.

Lihat selengkapnya