Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #5

Part 3

" janc*k asu!!" Aku memaki Nerissa.


Nerissa meninggalkan aku begitu saja dengan bensin habis! Besok tak akan lagi aku mengantarnya pulang. Rugi bandar namanya!!. Kudorong motor menuju tukang bensin dan untungnya dalam jok ada duit buat beli bensin. Aku isi pake bensin campur lalu melaju pulang.

Sampai dirumah, emak belum pulang dari luar kota, dan kenapa aku harus ditinggal dengan mbak Firda?? Mana tabiatnya jelek banget lagi. Tapi mbak Firda belum pulang, aku bebas mau makan apa!.

Nasi sudah tersedia, waktunya beli soto!!

Setelah dari warung soto, aku segera pulang untuk menikmati sepiring nasi dengan soto ayam spesial!! Mantab gila. Apalagi krupuknya dibasahi kuah soto, kenyal kenyal macam lemak.

Kemudian mbak Firda datang langsung ikut makan. Itu saja untuk siang ini.




Aku menyalakan kipas angin, gerah banget hari ini di kamar. Teringat jelas dalam benakku masih jengkel mengingat tingkah laku Nerissa hari ini dan kemarin lusa. Aku berjanji tak akan mengantarnya pulang lagi, aku dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan meninggalkanku begitu saja.


Aku terbangun karena badan tertindih sesuatu!! Dan itu Mbak Firda yang ingin menikmati kipas sendirian. Dengan sekuat tenaga kudorong dan menyingkirkannya. Kuambil alih kipas angin dan membawanya ke depan TV. Mbak Firda bangun dan mengambil kipas! Aku yang geram memilih pergi saja, kuambil motornya dan membawanya jalan jalan.


Dan minggu sore akhirnya emak pulang dan membawa sesuatu yang baru untukku! HP!!!

Senangnya hati ini tapi segera buyar melihat emak juga memberi ponsel baru yang sama untuk Mbak Firda. Saudara juga bukan, ada hubungan enggak... Tapi biarlah sudah. Dan yang paling membahagiakan ialah motor kembali setelah ini itu anu. Kini kembali ke pelukanku.

Aku cuci motor sampai bersih, besok mau bawa motor dan aku lagi tak ingin naik sepeda.

Keesokan paginya aku bersantai karena naik motor jauh lebih cepat daripada naik sepeda. Aku memutar bola mata untuk melihat keberadaan guru lalu langsung memasukkan di parkiran rumah sakit.


Aku mengikuti upacara dan melihat Nerissa didepan sebagai Pemimpin upacara. Huuuu..... Sudah cantik, pintar, dikelas unggulan, berpreatasi... Perfect!! Tapi nanti aku tak mau mengantarnya pulang. Suaranya lantang tapi masih ada aksen kemayu feminim.

Setelah upacara bendera di hari senin, kami masuk kelas mengikuti pelajaran.










Kali ini otakku tak ada keinginan mengunjungi kopsis melainkan memilih ke kantin untuk makan, dan aku senang tak ada tanda tanda keberadaan dari Nerissa. Mungkin jika Nerissa muncul... Aku tak ingin membayangkannya kali ini.

Aku masih asyik makan diselingi candaan bersama Rena, disinilah aku kenal dengan Rena atau bisa disebut si gigi jelek sebagai sahabat baru. Kami bisa akrab dalam sekejap mungkin karena kelas kami bersebelahan.


" Kampret!! Tempe gw jatuh!" seru Rena.


" pecicilan aja lu Renatta!!".


Langsung saja dia comot tempe tepung di piringku.


" itu punya gw Renatta!!".


" pelit amat lu Med!!" kata Rena.


Dia asyik makan, begitu juga denganku. Dia beranjak dengan piring mengendap-endap ambil gorengan Tempe dan ayam goreng tepung.


" eh kampret! Enak banget lu main comot".


" mumpung Bu kantin lagi goreng bakwan" kata Rena memberi gw ayam goreng tepung dan tempe.


" gw mau tempe nya aja".


" ah cerewet lu jadi orang".


" ini ayam apaan, tepungnya gede kek di kaepci ayamnya se kuku jempol" kataku mencibir.


" 500 dapet dua minta macam kaepci, sombong lu!" kata Rena


Kami masih makan berdua di belakang karena meja kantin penuh sesak, kami makan diiringi bau bau dari tempat cuci piring. Kami juga sedikit bercanda soal hari ini atau guru menyebalkan


Dan langsung skip ke bel pulang, aku memicingkan mata melihat dari jauh apakah Nerissa ada didepan. Benar saja ketika dia duduk santai menikmati es kelapa muda. Ini orang sumpah bakal ngeselin, kumelihat kawan sejurusan pulang menuntun sepeda dari parkiran. Pikiran busuk dari otak bisa diandalkan, setidaknya untuk saat ini.


" yuk pulang" kata Nerissa berbinar melihatku! Hanya untuk menumpang.


" gw gak bawa motor, gw aja boncengan sama David" kataku berbohong.


Nerissa memonyongkan bibirnya kecewa, setidaknya aku berhasil mengelabuhinya lalu pergi. Aku bayar parkir lalu keluar! Tepat di exit Nerissa berdiri menunggu dengan memeluk bukunya!!


jancok!!


Dengan wajah cemberutnya dia langsung memutar kunci dan merebutnya.


" pantes gak mau di tumpangi!! Motor baru!!"kata Nerissa nyinyir layaknya emak-emak.


Aku garuk kepala meskipun tak gatal.


" Sudah berapa lama??" tanya Nerissa.


Dia melihat-lihat motor ini sambil mengelus body dan lampu, aku agak khawatir tiba-tiba tangan sialan itu membuat baret body motor.

Lihat selengkapnya