Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #10

Part 7

Nerissa duduk di trotoar tua, trotoar yang dipenuhi rumput disetiap sela paving. Tapi kali ini dia diam memandangi setiap kendaraan yang lewat maupun melihat kendaraan penjemput para siswa siswi. Aku beli dulu cimol untuknya, lalu memberikan sebagai hadiah.

Melihat apa yang kuberi membuatnya senang, kumelihatnya lahab menyantap cimol itu. Lalu sebuah sedan merapat, Nerissa melambaikan tangan dan sedan itu hilang dari pandangan.


" cie!!! Yang seneng cintanya udah kembali ke sekolah!!"kata Rena.


" ah... Berisik lu".


" eh bayarin dong" kata Rena dia sudah menikmati es semangka.


" eh! Elu yang minum kenapa gw yang bayar??" tanyaku.


" kita kan sudah BFF".


" apaan tuh??" Tanyaku tak tahu maksudnya.


" best friend forever".


" sejak kapan gw jadi sahabat lu??" tanyaku.


" bayarin yak... Gw gak bawa duit lho hari ini" kata Rena.


" Sudah tahu gak bawa duit, kenapa masih jajan??!"


" Kan ada elu" jawabnya begitu ringan tanpa beban.


Terpaksa aku membayar es semangka miliknya. Cukup menggiurkan karena aku juga haus.


" mau??" tanya Rena.


Aku mengangguk, Rena mencolek air di luar plastik dan menempelkan di bibirku.


" enak kan??" tanya Rena.


" enak!!" kataku sungguh kampret.


" anterin gw pulang juga ya..."


" rumah lu diselatan, gw muter lho Rena" jawabku.


" muternya kan gak jauh, lewat jalan besar lho daripada lewat sawah! Kalo lewat sawah lu pasti bakal nyolong tebu" kata Rena.


Aku terkekeh! Tahu saja kerjaanku kalau haus bakal curi tebu sambil dinikmati dengan mengayuh sepeda. Daripada berlama lama apalagi satpam sebagai media penyeberangan sudah masuk ke sekolah maka kuambil motor di parkir rumah sakit. Kuantar Rena pulang, rumahnya memang tidak jauh dari sekolah dan memang Rena saja yang malas berjalan kaki.


" ini rumah lu??"


" bukan lah... Ini rumah papa gw"


" rumah lu deket ama situ?? Lu gak jual diri disana kan??"


PLAKK!!


" rumah gw deket prostitusi bukan berarti gw jual diri bangsad"


Wajahku nyengir, kami ngobrol sejenak. Tak ada siapapun yang keluar dari rumahnya, mungkin orang tuanya sedang kerja. Lalu aku memilih langsung pulang tanpa mampir.




Sesampainya di rumah aku langsung tidur. Gw bangun sudah sore saja! segera aku pergi makan karena emak sudah masak sayur sop, wohhoooooo!! Kumakan dengan lahab.

Ibuk baru pulang dari urusannya


" enak??"


" enak lah buk, kek biasanya" kata gw.


" habis makan kesini" kata ibuk didepan TV.


Sehabis makan kumenghampiri ibuk, cuma minta dipijat punggungnya. Sebagai anak baik aku tak ingin melawan daripada dikutuk jadi koala 🐨.

Emak juga tanya bagaimana aktivitas sekolah, ini itu anu. Kujawab seadanya kecuali bagian Nerissa. Aku masih enggan mengungkapkan, tiba tiba emak juga berceletuk agar aku fokus sekolah jangan pacaran. Pacaran kalau sudah lulus sama kerja, ya gitulah wejangan dari emak.





Kembali ke malam minggu, aku bingung ingin apa. Maka aku menuju rumah Bagus, dia sedang ngelap senjata angin miliknya.


" gak berburu??" tanyaku.


Lihat selengkapnya