Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #23

Part 18

Tabrakan tak bisa dihindari, kami beradu banteng. Aku terpental beberapa meter menghantam mobil yang terparkir.


Aku membuka mata ketika dalam perjalanan menuju klinik. Di klinik kami diobati, perawat membersihkan darah dari hidungku dan memplester mana saja yang terluka.

lengan ku diperban!! Begitu juga dengan Nerissa yang sama sama mendapatkan perban di tangan kiri. Orang tua Nerissa datang dengan heboh di Klinik. Ada nada memarahi Nerissa yang membawa motor terlalu kencang.

Akhirnya aku boleh pulang dan diantar keluarga Nerissa... Buajingan memang! Ini gara gara Nerissa...

Di rumah emak terlihat santai, seperti tak peduli...


" biarin aja, biar tau rasanya jatuh... biar lain kali kalo naik motor itu hati hati"kata emak.


2 hari aku menahan nyeri hampir di sekujur tubuh, mau bagimana lagi ya kan??. Dua hari kemudian aku juga boleh masuk sekolah dengan tawaan teman teman. Malu benget anjing....


" sukurin..." kata Suci mengejek.


" elu malah gitu ci..." kataku ngambek.


" kan elu naik motor kayak kebelet boker aja..."


" ketos noh yang ngebut... Mana motor gw ancur lagi" kataku.


" mau aja lu hampir tiap hari nganterin, dapet apa??"


" dapet hatinya lah..."


" Macam Nerissa doyan sama lu"


" eits!! Jangan salah... Kan gw pake pelet" ujarku dengan candaan garing.


" najis lo!!" kata Suci memukul.


" sakit tolol!" Aku meringis karena suci memukul lengan



Karna merasa bersalah dia mencoba memijat bukannya makin enak malah makin sakit...

Istirahat pertama aku memilih ambil minum di kopsis, hari ini pula aku bertemu Nerissa yang masih setia mengenakan perban ditangan nya.


" kok udah lu lepas aja perbannya??" tanya Nerissa.


" malu gw bawa perban ke sekolah"


" tangan lu aja masih bengkak tuh"


" biarin..." Aku tak peduli.


Aku berjalan pincang begitu juga dengan Nerissa, kami memilih duduk depan lab. Berbincang mengenai siksaan luka yang terasa nyeri bukan main


" sorry ya... Motor lu ancur"


" untung motor butut... Coba aja Smash gw..."


" ye... Gw tanggung jawab lho, besok motor lu keluar bengkel lho"


" ok.. Makasih lho udah mau benerin motor gw" ucapku.


Hingga bel masuk kembali berdering, aku berjalan pincang dan itupun Rena dibelakangku menjegal kaki. Alhasil aku jatuh dan tawanya meledak


" janc*k!!" maki mulutku secara reflek.


Tawa Rena makin meledak, aku meringis kesakitan. Tanganku makin cenut-cenut tak tertahankan.


Aaarrghh....


Tawa Rena yang tadinya ngakak berubah melihatku yang benar-benar kesakitan.


" ini beneran??" tanya Rena meraba tanganku yang bengkak.


" sakit janc*k!!" maki gw.


Rena membantu berjalan menuju UKS, dia mengoles minyak urut tapi tetap saja rasa nyeri tak hilang. Tiba tiba Nerissa datang ke UKS dan langsung mendorong Rena.


" lo apain hah?? "


" heh... Gw gak sengaja" kata Rena membela diri.


" alasan!!" kata Nerissa mendorong Rena.


" ngajak berantem lo!!"

Lihat selengkapnya