Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #25

Part 20

Jam istirahat kedua berlalu, tapi batang hidung Rena belum nampak. Hmm... Apa jangan jangan dia benar benar di DO?? Aku benar-benar khawatir nih, dia teman paling asyik soalnya... Hingga jam terakhir sudah berlalu.


" Kenapa tuh muka? Bingung banget keknya"


" hmmm"


" pasti bingung mikir Nerissa ya... So, pujaan hati gituloh!" Suci nyinyir seenaknya, nih anak kampret ah!.


" diem lah ci..." kataku.


" berani banget lu ama gw!"


" gw gak ngeributin Nerissa, gw bingung sama Rena!" kataku menjelaskan secara singkat.


" ooo... ada gacoan baru, jadi selama ini lu buta gak liat yang lainya"kata Suci.


" apaan sih lu, nyinyir mulu"kataku.


" dah ah! Gw mao balik! "


Gw memberinya uang untuk naik angkutan.


" buat apaan nih?? "


" buat lu naik angkutan lah, tadi aja lu jajan minta bayari gw... Gw tahu lu lupa bawa duit" kataju.


Suci terkekeh senang dengan mencubit pipiku dan pergi... Dan hilang lah Suci dari jangkauan mata gw.


Gw melihat orang tua Rena dan orang tua Nerissa! Anjirrr!!! Waduh!!! GEGER GEDEN!!!. Setelah menunggu di gerbang aku menjumpai Rena dengan senyum, senyum bangga mengalahkan Nerissa dan temannya!


" lu gak di DO kan??" tanyaku memastikan.


" mereka gak berani DO gw" kata Rena sombong.


Aku hanya menggeleng heran dengan kelakuannya.


" ini temenmu?" tanya mama Rena, kok gak mirip yak??, "gimana nak Rena..."


" Gak usah caper!! Diem ae jadi orang!" kata Rena pergi ke mobil orang tuanya.


Mamanya juga pergi mengikuti papanya yang sedang buka pintu, dan mobil itu hilang dari pandanganku. Aku juga masih bersantai melihat beberapa siswa yang baru saja pulang, masih menikmati es semangka. Tak lama kemudian Nerissa keluar.


"Gimana?" tanyaku


Nerissa masih saja diam, mungkin ia marah melihat ku u membela Rena. Aku membelikannya es semangka, tapi ia menolak mentah mentah!.


" ini gimana gw ngabisinnya?? Gw ada 2 lho!" kata gw.


Nerissa membuang es itu, dia benar-benar marah nih. Dia memilih bungkam, dan papa Nerissa baru keluar.


" nunggu jemputan?"


" enggak om, ini anu.."


" santai, om tahu kok... Ayo om anter pulang"


" aduh gak usah om, aku..."


" udah... Jangan nolak" potong papa Nerissa.


Beliau menggiringku untuk masuk mobilnya, aku duduk di samping Nerissa di seat belakang. Papa Nerissa masih mengajak berbicara dan tidak membiarkan mulut tertutup. Sesampainya di rumah, papa Nerissa asyik berbincang ria dengan emak diiringi canda tawa.


" Kak Ness, makan yuk"


Nerissa enggan bergerak dan kutarik saja ia menuju tempat makan. Nerissa makan sedikit sekali, dengan cekatan aku menambahkan nasi di piringnya. Selesai makan ia masih diam seribu bahasa.


]" Kak Ness... Sorry ya, gw gak belain elu" kataku.


" hmm..." akhirnya ia bisa bersuara, aku sempat mengira ia berubah menjadi orang bisu.


" tadi gw baru balik dari kantin eh elu udah ribut aja ama Rena"


" hmm..."


" gw gak sempet misah Kak Ness"


" hmm..."


" lu bisu ya??" tanyaku.


Nerissa memandangku dengan penuh amarah, meremas erat tangannya. Terlihat ingin sekali ia memukul, tapi situasi dan posisi menahannya demikian. Lalu ia memutuskan memaksa untuk pulang, saat ia didepan dan aku baru ingat sesuatu.


"Om aku boleh numpang lagi gak? " tanyaku.


" boleh, emang kemana?? "

Lihat selengkapnya