Kami masih berdiri hormat di lapangan upacara ini, cuaca terik membakar diri.
" panas Kak Ness"
" gak lu doang"
" lu bisa pura pura pingsan?" tanyaku.
" kalo pingsan, lu gendong ya..."
" ok!"
Nerissa langsung ambruk, ia berpura-pura pingsan... Dirinya menarik perhatian. Segera aku membantunya ke UKS, aktingnya benar-benar bisa diandalkan. Maka aku juga terbebas dari hukuman ini. Nerissa masih pura-pura lemas, aku tinggal menuju kelas.... 😀 😀 😀
Aku masuk kelas dengan keringat bercucuran. Pinggang sudah dicubit oleh Suci.
" ngapain lu bawa bawa Nerissa kesini??" tanya Suci.
" suka suka gw dong"
" orang gw tanya bener juga...!!" kata Suci menguatkan cubitan akupun mengaduh.
" cemburu cie..." kataku menggoda.
" gak lah, ngapain cemburu..."
" udahlah ci... Akuin aja, gw perhatiin selalu deh" kataku masih menggoda.
" najis!! Lagian lu masih kecil udah berani macarin senior"
" siapa yang kecil?? Ngaca dong sayang..." Aku masih belum ingin berhenti menggoda.
" iya iya, fisik gw emang kecil tapi pemikiran gw lebih dewasa"
" dewasa??" gw mengelus dagu, " Hmmm... Boleh juga" tanganku meliuk-liuk menuju dada untuk meremasnya
Suci segera menepis dan berusaha mematahkan jemari.
" gw bilang pikiran dewasa, bukan melakukan hal dewasa!"
Alhasil mulutku tertawa, lalu Suci memajukan bibir untuk menunjuk seseorang. Aku tahu apa maksudnya, maka aku konfirmasi pada Andi dan Putri, mereka menjawab hal yang sama.
" si mangkok caper itu yg laporan" kata Suci
Aku berdiri berjalan ke arah meja paling depan lalu menggebrak untuk mengagetkan. Class mate dengan potongan rambut mangkok nan hobi cari perhatian ini terlihat menyenangkan untuk dipukuli... Pikiran jahat terlintas sebuah rencana untuk memberinya pelajaran tambahan sepulang sekolah.
" baca buku terus!!, pinter kagak... Salah mulu iya" kataaku diiringi beberapa tawaan.