" bapak lu keren cuk!" kata Nerissa
Aku diam saja.... Tingkah sombongnya cukup memalukan. Kuikuti langkah bapak menuju gerbang. Lalu mengeluarkan beberapa lembar dari dompetnya dan pergi.
" yang bareng bapaklu siapa??" tanya Nerissa
" ntah... Emang dia bareng siapa?? " tanyaku sedikit bingung dengan maksudnya.
" tadi ada perempuan, rambutnya disemir"
" serius? Gw gak liat soalnya"
" eh beneran lho gw" kata Nerissa
" ah... Salah liat kali lu"
" eh dikira gw bercanda"
" paling juga istri barunya, kebiasaan tuh orang hobinya kimpoi mulu" ucapku.
" hmm..." kata Nerissa melihat mobil itu melaju
" napa Kak Ness??"
" lu kalo gede jangan jadi kek bapaklu ya..."
" Aneh lu Kak Ness" kataku.
" ya... Gw sakit aja liat lu gini, liat orang tua berantem, trus cerai... Gw gak bisa bayangin rasa sakit lu" kata Nerissa
Sontak aku tertawa, memang benar aku anak broken tapi tak pernah aku merasa seperti anak broken home lainya... Aku hanya heran dengan anak anak yang murung, sedih, nangis... Apa gunanya coba?? Anak lemah jika mereka seperti itu.
" lu... Gw gak ngerti gimana jalan pikiran lu" kata Nerissa kaget dengan yang kuucapkan.
" napa?"
Nerissa menggelengkan kepalanya, aku memasukkan uang ke saku tapi segera direbut oleh Nerissa. Aku bisa menepis tangannya tapi ia memaksa untuk meminta uang ini. Nerissa masih mencoba merebut dengan tenaga, dia benar-benar menginginkan uang ini.
" jangan kak Ness, ini duit gw"
" lu juga harus ganti rugi karna gw juga keseret lu masuk BK"
" eh enak aja... Lu yang maksa ngajak gw bolos, jangan lempar batu sembunyi kontol ya..."
" pokoknya mana duitnya!" Nerissa masih memaksa agar mendapatkan uang ini