Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #34

Part 27




Berkelahi dengan senior membutuhkan modal keberanian tak terhingga! Meskipun ia membawa teman, perkelahian ini berakhir imbang. Tapi aku masih tak ingin berhenti! Aku masih ingin berkelahi walau nafas sudah hampir habis, siapapun yang menahanku akan dihadiahkan bogem mentah dari tanganku sendiri. Untungnya Musuh ditarik menjauh dan aku kejar sampai dapat tak peduli ia kembali ke kelas. Aku memutuskan berhenti karena aku butuh tarikan nafas panjang. Tanpa basa-basi aku langsung menuju BK tanpa menunggu panggilan.


Kursi tua tapi cukup nyaman kududuki di ruangan BK dengan tenang, para kakak kelas yang terlibat di sini cukup punya nyali menantangku. Diam-diam kami akan menyelesaikan kembali sepulang sekolah! Kita akan duel mempertaruhkan harga diri. Harga diriku terlalu tinggi untuk senior injak-injak, aku tak akan mundur dan akan menyiapkan para sahabat untuk berjaga jaga.



....



Aku cukup bosan menunggu di perhutani menyelesaikan masalah, tapi musuh tak kunjung datang. Besok ia akan mendapatkan akibat mempermainkanku! Aku janji!.


Dan keesokan harinya ia menampakkan batang hidungnya! Tanganku langsung melancarkan sebuah tinju maut! Kami berkelahi di parkiran dan kami dipisah oleh satpam sekolah! Ini masih belum jam 7 tapi kami sudah berkelahi!.

Dan karena hari ini ialah hari lomba, maka aku bebas dari ruangan BK. Pikiran masih gusar ingin ini segera berakhir demi kembali berkelahi. Untungnya Keinginan berkelahi tak membuatku menjadi pendek akal. Soal pengetahuan umum bisa kujawab tanpa kesalahan. Dan otomatis aku menang lomba ini! Selesai lomba, kami ditraktir makan pak guru tapi tetap saja aku masih gusar ingin kembali berkelahi. Kumelihat Rena yang terlihat senang karena ia juga memenangkan perlombaan matematika. Tentu saja aku cukup kaget! dengan otak udang, ia memenangkan lomba matematika?? Otak udang macam apa si Rena itu?.


Rupanya aku langsung diantar pulang oleh Pak Guru karena takut jika aku masih ingin berkelahi! Emak tiba-tiba keluar menyambut. Aku yang masih gusar ingin menyelesaikan acara berkelahi bingung menyalurkan nafsu. Bapak juga keluar berbincang karena pak guru hanya ingin berbincang sejenak di luar.

Tapi keributan emak bapak masih terbawa bahkan saat berbincang, terlihat mereka saling berdebat disaat seperti ini. Pak Guru saling pandang menyaksikan hal ini, aku malu melihat pemandangan ini! Bagaimana tidak, pertengkaran orang tua menjadi konsumsi publik. Aku memilih mundur dan masuk rumah! Aku memilih tidur.


Untuk saat ini aku berharap tidur dapat melunturkan semua lelah...


....



Aku terjaga dengan kaget mendengar suara nyaring! Entah apa yanyh membuat emak dan bapak kembali bertengkar seharian ini!.

Di dalam kamar ini suara menembus membuat telinga benar benar sakit! Bahkan suara ponsel hampir tak terdengar karena pertengkaran ini. Akupun memilih keluar kamar.


" Diam!!" teriakku.


Mereka berdua memandangi sejenak lalu kembali bertengkar seolah menganggap suaraku sebuah angin lalu. Aku tak dianggap ada sebagai penengah keadaan. Aku memang tak memikirkan masalah broken home ini tapi melihat orang tua bertengkar hebat seperti ini benar benar mengusik hati. Aku sebenarnya memang tak tahan dengan ini semua,


Aku memilih mengambil piring dan meletakkan di meja, makan dengan menyaksikan pertengkaran hebat ini seperti sudah menjadi pelengkap layaknya kerupuk. Ponsel berdering tapi aku memilih untuk tidak memperdulikan. Tapi ponsel ini masih berdering seolah tak bosan mengingatkan agar aku menjawab telepon. Kumelihat layar, tertera Nerissa <3. Kutekan tombol hijau lalu membiarkan ia mendengar semua ini, aku masih membiarkan ponsel menyala tanpa ada rasa ingin berbincang padanya.


Selesai makan aku masih bingung, akan kemana aku hari ini? Haaahhhhhh.... Aku kembali diam di kamar dengan isi hati tak karuan mendengarkan nada musik dengan lirik penghuni kebun binatang tak lupa musik dengan nada memaki juga terlontar dari mulut mereka.

Kamar terbuka, terlihat mbak Firda dengan wajah datar tanpa mimik masuk dan memberiku makanan. Tanpa basa basi aku makan lagi tak peduli perut penuh tak bersisa tempat.

Lihat selengkapnya