Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #35

Part 28


Tangan berkali-kali menampar mukanya dengan bet dan menghajar tangan kanan itu!. Dia sudah kesakitan dan kini aku menuntun Nerissa menuju UKS bersama Diana. Aku memberinya P3K lalu kembali memburu kedua Senior yang lari bersembunyi di lingkungan sekolah dan tak mungkin melarikan diri keluar karena pagar sekolah terlalu tinggi untuk dipanjat.


Aku memburu mencari ke seluruh lingkungan sekolah dengan batu bata ditangan, dan aku menemukannya bersembunyi mengintai dan ketika kami berkontak maka saat itulah batu bata menyapa kepala meninggalkan goresan cukup dalam mengucurkan darah.


Langkah kakiku kembali menuju UKS, beberapa guru bertanya pada Diana dan hidung Nerissa belum berhenti mengucurkan darah. Aku bantu membawa menuju rumah sakit di sebelah sekolah lalu kembali menuju UKS mengambil gelas teh memburu satu senior tersisa.

Dan tanpa susah payah Angga dan Bagus serta beberapa kawan membawakan orang yang aku buru! Sahabat selalu tahu apa yang aku inginkan saat ini. Dan dengan gelas teh ini aku membuat wajahnya hancur! Dan saat itu juga tanganku ditarik paksa macam binatang menuju ke ruang BK. Toh masih banyak kok sekolah yang mau menerimaku! Aku tidak begitu mempermasalahkan DO yang akan diberikan. Hingga aku dibebaskan tak ada keputusan DO atau apa, hanya orang tua dipanggil. Segera aku menuju rumah sakit di sebelah sekolah melihat keadaan Nerissa.


Mata melihat Nerissa sudah baik dengan hidung tersumbat, orang tua Nerissa datang langsung menamparku. Dan Diana segera menjelaskan bahwa aku menolong Nerissa membawa ke rumah sakit, mereka diam tanpa kata hanya saling memandang.

Dan bukannya emak yang datang melainkan bapak hadir ke sekolah untuk kedua kalinya tahun ini. Bapak hanya bisa geleng-geleng kepala, tapi mungkin juga ada rasa bangga karena aku bisa menghantam orang yang lebih besar. Alhasil bapak membayar pengobatan 4 anak termasuk Nerissa di rumah sakit, dan aku?. Tentu saja skorsing beberapa mata pelajaran, aku tak mendapatkan DO seperti yang aku bayangkan.


Guru BK dengan serius berbicara mengenai aku yang sulit dikendalikan, mungkin juga masalah keluarga membuatku demikian. Bukan lagi rahasia, hampir semua guru sudah tahu masalah yang ada di keluargaku. Bapak mengakui bahwa keluarga memang sudah pecah meninggalkan bekas luka tak terobati. Pernyataan yang cukup mendramatisir.

Guri BK menyayangkan hal ini, Tiba-tiba para orang tua dari senior datang. Memaki maki ke arahku, ingin sekali kuhajar juga tapi ruangan BK terlalu kecil untuk berkelahi.

Orang tua Nerissa juga meminta tanggung jawab akibat kejadian ini. Jadilah seluruh orang tua saling meminta tanggung jawab dan karena kesombongan luar biasa bapak, maka ia langsung mengeluarkan uang untuk semuanya. Akhirnya Nerissa datang dan menceritakan awal mula kejadian ini. Semua kaget dengan apa yang terjadi. Ada sedikit kebohongan kecil ia selipkan, cukup menguntungkan ditambah pernyataan palsu teman teman.


" Lagipula dia pernah melakukan kenakalan, jadi kepustusan sekolah tetap... Jaminan tidak naik kelas tidak di cabut" kata guru BK.


" saya gak ngapa-ngapain kok di hukum? Waktu itu saya di kelas tidur... Saya sakit" kataku dengab penuh kekesalan.


" tapi ini keputusan sekolah" kata guru BK tak peduli dengan alasan yang keluar dari mulutku.


Lihat selengkapnya