Hay... Kak ness

Firmansyah Slamet
Chapter #36

Part 29



Ujian sekolah sudah didepan mata...

Mata secara otomatis melihat Nerissa tengah menyibukkan diri di perpustakaan dan sebagai bocah yang akan segera upgrade diri menjadi cowok, aku membawakan roti keju beserta minuman untuknya.


" tumben lu perhatian"


" woo... Jelas!" kataku penuh semangat ketika ia senang menerima apa yang kuberi.


" lu gak ada maksud lain kan?"


" gw tuh bermaksud supaya lu itu tenang, rileks buat belajar... Istilahnya tuh support system"


" hmm... Ok!! Pijetin!" perintah Nerissa.


" ogah ah.... Enak amat lu!"


" kata lu mendukung" kata Nerissa


" ok deh!!" kataku dengan semangat, mungkin akan mendapatkan sesuatu menyenangkan.


" eh gajadi!" kata Nerissa penuh selidik, " keknya muka lu mesum deh"


Ah kampret!



*****




Aku melihat Nerissa duduk di depan, ia masih saja hobi mengunyah cimol. Entah ada apa dengan dirinya itu, sepertinya cimol memang menjadi bagian dalam hidupnya.


" masih makan cimol mulu... Ga bosen?"


" diem aja daripada muka lu gw makan" kata Nerissa.


Aku duduk tepat di sebelahnya diiringi tatapan menantang kembali dari senior.


" udah gak usah berantem lagi" kata Nerissa seolah tahu apa yang akan terjadi.


" enggak, ngapain sih berantem mulu... Gak ada gunanya juga" kataku berkilah.


Sorot tajam mata kembali melirik ke arah senior, aku tak akan memberi ampun! Aku akan habiskan seluruh harga dirinya. Sebuah motor merapat, ternyata mbak Vana menyusulnya.


" lu dijemput?"


" udah tau dijemput nanya mulu... Lu juga pulang sana"


" gw juga di jemput... Nih nunggu mbak Firda" kataku memeriksa pergelangan tangan seolah lelah menunggu Mbak Firda.


" yaudah... Gw duluan yak"


Motor itu segera pergi, aku sendiri segera mengumpulkan kawan untuk segera beraksi!. Aku tak akan mundur...

Setelah mengumpulkan teman satu angkatan maka aku bersiap menuju perhutani! Memang kedatanganku sudah ditunggu.

Melihatku membawa pasukan membuat senior ketar ketir!

Cemas kau dek .... Dek...

Setelah beberapa kesepakatan akhirnya kami siap berduel!. Aku melepas seragam sekolah, aku bersiap dengan kuda-kuda.


Aku kalah cepat dan mendapat sebuah pukulan di pipi, tetapi disaat itu juga kakiku berhasil menyambar perutnya. Pipiku sakit dan ia juga tampak memegamgi perutnya. Aku mencari celah untuk menendang bagian Vital! Tak ada aturan disini. Ia segera menendang mencari kesempatan tapi meleset dan saat kedua kakinya terbuka saat itulah masa depan miliknya menjadi santapan.

Lihat selengkapnya