Aku menunggu di tempat yang kami setujui sebelum mendaki gunung. Ia terlihat biasa, tampil seperti seharusnya, Cantik! Hanya itu yang bisa kujabarkan dengan kata sesingkat mungkin.
" lama??"
Mataku melihat pergelangan tangan yang kosong tak memakai jam tangan, tapi aku selalu bertingah seolah olah mengenakan jam tangan terlebih saat gelisah terlalu lama menunggu.
" gak usah sok keren!"
" bukan sok keren... Tapi..."
" dah ya... Kita naik" kata Nerissa.
" haahh?? Serius??" tanyaku dengan wajah cabul.
Ia langsung mendorong wajahku!
Langsung saja kami melangkah, beberapa tatapan serta sapaan dari penggembala dan pencari rumput ternak mengalir begitu saja. Beberapa orang juga memperingatkan agar kami berhati hati saat naik atau turun.
Aku berjalan di belakangnya, beberapa kali ia terpeleset. Sepertinya ia baru pertama kami mendaki. Gunung ini cukup tinggi jika kami daki ternyata. Hingga kami sampai di atas, dari atas sini semua terlihat kecil. Kami memutuskan berhenti disini karena puncak masih jauh didepan. Disini juga tanah lapang dengan rerumputan tumbuh dengan liar. Terlihat jalan dilalui kendaraan bagai semut berbaris.
Laut juga pulau tak berpenghuni terlihat dari sini, bahkan mercusuar di pantai terlihat paling menonjol.
Nerissa menguarkan sebotol air, meminumnya dan tak lupa membagi untukku. Kami duduk di sebuah batu besar, melihat pemandangan ini. Beberapa pencari rumput menyapa serta men cie-cie kan....
Kami malu sebenarnya, aku berdiri melipat tangan di dada. Menyapu kesemua arah. Angin sepoi sepoi menerbangkan angan Nerissa sejauh angin berhembus. Rambutnya terangkat menambah kecantikan yang ada padanya.
Bisa kukatakan bahwa memang kecantikannya yang mengusik hati ku saat itu. Sepertinya aku memang jatuh cinta padanya, tidak! Aku memang jatuh cinta padanya sejak pandangan pertama. Suaranya, lembaian tangannya, senyumnya...
Aku bukan orang yang pandai merangkai kata cinta, aku hanya seorang anak kecil yang beranjak menjadi remaja ingusan. Tetapi untuk Nerissa?? Tak ada kata jauh lebih tinggi dari cinta, dan jika seandainya bisa, aku membuat kata baru melebihi makna cinta. Tapi sepertinya hal mustahil itu mungkin tak akan terwujud bagi siapapun yang menginjakkan kaki di bumi. Demi Nerissa, wanita yang berhasil membuatku merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama! Dia juga cinta pertamaku! Bukan lainya yang membuat hidupku penuh warna, melainkan Nerissa yang membuat hal tersebut terjadi.
Dan jika ada manusia berkata mustahil untuk seseorang jatuh cinta dengan sekejap mata, mungkin ia belum berjumpa dengan seorang gadis bernama Nerrisa Arviana.
*******
Di hari senin yang panas kami berkumpul, selain upacara apalagi yang kami lakukan??
Masih saja Nerissa menjadi pemimpin upacara, entah kenapa dan minggu depan ialah giliran kelasku secara acak. Kampret!
Siswi berprestasi sekaligus primadona sekolah memang pantas disandang Nerissa. Siswa mana yang tak akan mengejarnya?? Tapi sayang di tahun ini ia satu satunya non-muslim di sekolah. Banyak siswa menaruh hati untuknya termasuk aku. Tapi bagaimanapun juga perbedaan adalah sebuah hal yang cukup menjengkelkan terlebih jika menyangkut urusan hati.
" janc*k!!" Aku memaki pelan menahan kesakitan, seseorang sengaja menginjak sepatuku.
" ngelamun mulu!" kata Suci di sampingku.
" paan sih lu"
" hormat tolol!" kata Suci.