Aku pulang dengan hati jengkel, Nerissa membuatku jengkel sekali. Aku sepertinya membuat kesalahan besar karena telah menyukainya.
" Kenapa mas??" tanya Mbak Firda.
" main bola kalah" jawabku asal.
" namanya main, ada yang menang, ada pula yang kalah"
Aku meletakkan bakso.
" kamu beli bakso mas??"
" nggak, itu beli mie" kataku.
" aku udah masak"
" telat" kataku.
Aku segera ke kamar, hari ini sungguh melelahkan ditambah kejadian dengan Nerissa membuatku sakit hati. Ia sepertinya mendapatkan seseorang yang ia sukai dan aku bisa apa?? Tak ada yang istimewa diantara kami.
....
Aku terbangun mendengar suara ayam tetangga, aku bangun dan memilih makan.
" lho kok belum siap mas?" tanya Mbak Firda.
" siap kemana??"
" sekolah mas... Kamu tidur kek orang mati" kata nya
Jadi apakah benar aku tidur kemarin siang dan bangun pagi ini?
Wah gak bener nih... Aku cek ponsel memang sudah berganti tanggal, jadi aku tidur selama itu??. Aku langsung bersiap menuju sekolah, aku panasi mesin motor agar pelumasan merata dan mencapai suhu kerja. Semasa SMP peraturan ini yang hampir setiap hari kulanggar, sangat jarang pula aku membawa sepeda. Tapi apa boleh buat jika aku tak mau susah kayuh sepeda kerena panas menyengat.
" Apaan!!" kataku melihat Rena melirik gw penuh arti.
" eeeiii... Santai dong, ngegas aja! Gue jejelin pembalut tahu rasa lu" kata Rena.
" lu mau apa??"
" tumben banget lu keknya lagi mikir cinta cintaan" kata Rena.
Aku sedikit terkejut, bagaimana ia bisa membaca pikiran? Atau jangan jangan tulisan segede gaban melekat di dahiku?.
" lu kaya lagi patah hati lho...." kata Rena.
" ah sok tau lu"
" dati garis mata lu udah keliatan, apa jangan jangan Nerissa punya gacoan baru?"
Yap!! Entah dari mana tebakan Rena betul betul tepat sasaran.
" keliatan banget lu lagi patah hati!!!" kata Rena ngakak