Dering telpon terdengar begitu mengganggu, tertera nama Nerissa di layar. Aku malas menjawab panggilan itu dan memilih membiarkan saja.
Aku melanjutkan untuk tidur, tapi dering telepon kembali terdengar. Tombol merah tetap kutekan dan dering telepon masih terdengar, akhirnya aku menekan tombol hijau. Suara nafas Nerissa dan sapaannya menusuk telinga. Dalam arti yang sesungguhnya.
" mana sih lu??!"
" tidur" kataku.
" masa lu gak jenguk? Gw kan baru pulang dari rumah sakit, tega lu sama gw"
" ntar sore, gw masih ngantuk" kataku masih malas mengingat kejadian kemarin.
" yaudah, istirahat dulu"
" ya..." kataku.
Permintaan Nerissa untuk dijenguk membuatku cukup keberatan, sebenarnya masih sakit hati kurasakan. Aku hanya menganggap mengunjungi dan menemaninya di rumah sakit hanya angin lalu permintaan dari orang tuanya. Aku kembali memilih tidur.
Dan akhirnya aku memang tak menjenguknya.
****
Hari pertama setelah liburan sekolah diisi oleh jam kosong dan membersihkan ruang kelas. Aku sendiri memilih menjadi mandor tunjuk sana sini demi kebaikan sendiri. Dan mungkin tingkahku yang semakin menyebalkan, gadis di kelas ini segera menyiram dengan seember air pel!!!.
" sialan!" kataku mengumpat.
Aku juga segera membalas dengan air pel lain, bermula dari kelasku, perang siram air merembet kemana mana. Daripada semakin basah, aku memilih kabur menghindari perang air di sini.
" lu kalo mandi ya dirumah lah, lepas baju" kata Rena asyik dengan ponselnya sembari mengunyah pisang goreng. Dan Beberapa siswa hanya bisa memandanginya karena ponsel merupakan barang mewah saat itu untuk sekedar dimiliki oleh siswa sekolah.
Melihanya disini yang masih asyik mengunyah gorengan membuatku berpikir sudah pasti ia akan memakan 3 kali lipat dari yang ia bayar! Aku hapal betul kelakuan gadis satu ini.