" beneran udah?" tanyaku.
" iya" kata Nerissa.
" gak ada yang ketinggalan kan?" tanyaku lagi untuk memastikan ia tak teledor.
Raut wajahnya kini mulai sedikit cemberut.
" beneran lu gak mau ikut antar gw ke Surabaya?" tanya Nerissa.
" enggak deh Kak Ness, lagipula besok gw juga harus siap-siap nganter ibu ke Banyuwangi... Toh gw masih harus sekolah juga" kataku.
" kan gw pingin elu ngikut kesana"
" gw bilang gabisa" ucapku mengalahkannya yang cukup bersikeras.
Kami diam, tak ada lagi yang akan diperbincangkan sore ini.
" kalo gw di Surabaya, lu bakal kangen gak?" tanya Nerissa tiba-tiba sekali.
Mata memandanginya dengan senyum yang kulukis indah di bibir.
" lu tahu kalau gw bakal selalu kangen Kak Ness" sedikit gombal tak akan menyakiti.
Tiba-tiba perutku bunyi, rasa lapar disore ini tak tertahankan setelah membantu Nerissa membereskan barangnya untuk dibawa menuju Surabaya esok hari.
"Mau makan apa? " tanya Nerissa ingin mengirim pesan singkat pada warung di gang sebelah.
" enaknya apa ya??"
" ya lu sukanya apa?? Gw SMS-in nih orangmya"
" kalo gw sih sukanya elu" kataku mulai ketagihan menggombal untuk saat ini.
Nerissa memandang dengan malas, ada juga rasa ingin memukul kepalaku.
" orang laper itu buas cuk!" kata Nerissa.
" apa aja kak Ness"
" ya apa ajanya itu apa??!" kata Nerissa mulai agak jengkel karena aku tak bisa ikut menemaninya menuju Surabaya.
" emang Lu mau makan apa?" tanyaku.
" lu sakit cuk! Gw tanya belum lu jawab, malah nanya balik!!"
" yaudah gw ngikut" kataku pasrah.
" emang lu cowok gak ada pendirian! Ribet!!"
" ya kan biar lu kaga capek" kataku memberi alasan bodoh.
" capek?? Lu kira gw lemah?? Tinggal sms orang nya doang lu bilang lemah??!!"