Rena telah pergi bersama Angga, sedangkan aku lebih memilih melanjutkan makan dan mengkhayal tentang Nerissa. Tapi tak lama kemudian Angga menelepon karena motornya mogok. Mau tak mau aku harus menyusulnya dan bertemu kembali dengan Rena.
Dan sampailah aku di bengkel tempat Angga menunggu motornya. Awalnya Rena menolak keras untuk segera diantar pulang. Aku sendiri sebenarnya juga enggan mengantar Rena yang sedang marah kali ini.
Dan sepertinya ia tak punya pilihan lain selain kuantar agar cepat sampai rumah.
" lu kenapa sih ren??" tanyaku.
" pikir aja sendiri!!
" Ren,makan yuk!!" Ajakku.
" Gak kenyang lu??" Bentak Rena.
" Yaudah kita jalan jalan yuk!! Mau kemana??" Tanyaku dengan sabar menghadapi sikapnya yang menjengkelkan.
" Terserah!"
" Ke Mall yuk!"
" Terserah!"
" Ke pantai yuk!!"
" Terserah!"
" Yaudah gw ajak lu ke lokalisasi!!" Kataku.
Dan Rena membalas dengan berkali-kali pukulan di kepala tanpa ampun, motor sempat oleng beberapa kali, mendapatkan perhatian beberapa pengendara lain. Tak sakit sama sekali, tapi malunya lho!!.
" Mau lu apasih!!?? Gw juga punya batas sabar Ren!!"
" Pikir aja sendiri!!"
" Yaudah gw minta maaf kalo gw ada salah! Lu mau maafin gw??"
" Terserah!"